Sabtu, 08 Mei 2010

Bumi dan Lukisan Tak Kunjung Usai

Seorang perempuan berdiri di perempatan jalan,
matanya sayu menjelajah arah yang harus
ia tempuh, empat jiwa yang memanggil-
manggil, empat kehidupan yang bersumpah
sehidup semati, empat nafas satu hati,
empat angin satu tujuan, empat halusinasi
dan satu lukisan.
Seorang lelaki, di depannya membentang rimba
Enigma dalam selembar kanvas,
seseorang dengan rambut menjuntai, matanya
sayu tak mampu memerangkap dirinya sendiri
kabur ke empat arah menjadi empat nafas
tapi satu hati, tergantung di sebatang
akasia. Pucat mukanya, pucat jiwanya, dan bersama
tubuhnya, terkubur pula empat wanita
satu jiwa.
Senja itu, di sebentang dongeng.

2 komentar:

  1. anak bagian cerita adalah anak yang berpandai bagi di tengga orang dan dari pada kita diam diri apa yang kita berpikir diam diri oleh sebab itu harus berjuan dengan cerita di tana orang;

    dan kaka ingat bahwa jangan di lupa kampung alaman adalah taman negeri anda meman jelas bahwa burung merpati terban jauh tetapi harus kembali ke tempat tidulnya biarpun bagimanapun sesuai dengan opini yang anda dapat adalah datang dari aweme pokademee
    mepoya
    kademe
    woyame
    pugayagome
    ipoyame
    kabome
    semuanya di yadi satu adalah aullah dari kotekayagomee migougo makiyake uwinatai supaya kamu berada duniya manapun tidak akan lupa dari tuhan

    BalasHapus
  2. amin, terimaksih banyak kak atas komenya dan tempat tanah kelahiran adal buah jantun yang selalu selalu terukir dalam kita maka itu pasti tidak akan lupa.

    BalasHapus

apakah anda terinspirasi?