Kamis, 25 Februari 2010

OPINI LAMPU KENDARAAN UNTUK JAGA-JAGA

OPINI

LAMPU KENDARAAN UNTUK JAGA-JAGA

(Pengemudi Kendaraan Bermotor Diwajibkan Menyalakan Lampu di Siang Hari)

Penganti Undang-Undang No.14 tahun 1992 tentang lalu lintas, pengemudi kendaraan bermor diwajibkan menyalakan lampu utama pada siang hari. Peraturan tersebut menuai pendapat berbeda dari masyarakat, namun ditetapkannya Undang-undang baru. No. 22 Tahun 2009 angkutan jalan, tanggal 22 Juni lalu, maka segala ketentuan dalam Undang-Undang tersebut berlaku secara Nasional. Dalam salah satu Pasal yakni, pasal 107 Undang-Undang tersebut, diatur tentang kewajiban pengemudi kendaraan bermotor menyalakan lampu pada siang hari, yang dikenal dengan program Safety Riding atau cara aman berkendaraan. Bagi mereka yang tidak menyalakan lampu, akan dikenakan pidana maksimal 15 hari kurungan atau denda 100 ribu rupiah. Hari ke hari semakin membingukan yang mana pendapat ahli / media tentang masalah menyalakan lampu hazard saat hujan lebat di Tabloid OTOMOTIF edisi 01/XIX.

Program Safety Riding, sebelumnya telah diterapkan disebagian wilayah Indonesia dan terbukti bisa mengurangi angka kecelakaan dijalan raya. Meski demikian, ketentuan menyalakan lampu kendaraan bermotor di siang hari, tak serta merta diterima masyarakat. Aturan tersebut menuai pendapat berbeda dari masyarakat. Selain itu, sebagian pengendara kendaraan bermotor, banyak yang tidak mengetahui penerapan aturan tersebut.

Bukannya tamba jelas, yang ada malah memboroskan aki pada motor, Melanggar undang-undang, karena sudah menyalakan lampu utama sepanjang siang hari maka tidak bisa difungsikan pada malam hari dan juga aturan tersebut hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja, sedangkan pengendara akan membayar cost yang lebih tinggi untuk kendaraannya.

Antisipasi

Tidak ada yang salah, begitulah bangsa Indonesia, baru sampai di situ. Yang penting sadar, kenyataan jangan ditolak, tetapi diantisipasi untuk tujuan kenyamanan . Biarkan perilaku demikian berjalan tanpa disalahkan secara politik-hukum. Penyelenggara lalulintas salah, tetapi tak boleh disalahkan. Antisipasinya, lewat pendampingan oleh kekuatan sosial (civil society) untuk ”mencari ketertipan kendaraan” sesuai dengan tujuan negara, yaitu rakyat yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur (alinea 2 Pembukaan UUD). Jadi solusi yang tepat adalah memberikan pembekalan dan pemahaman kepada masyarakat melalui sosialisasi dari polres setempat, Supaya masyarakat bisa memahami pengunaan lampu, baik lampu hazard,sein maupun lampu utama.


opini diatas ini perna muat di mediamasa bernas jokja pada tangal 15 januari 2010

Oleh: Yulius Pekei

PUISI PERPISAHAN WISUDA

PUISI PERPISAHAN WISUDA

Tepat pada hari sabtu tanggal 7-11-09 pukul 05,00, acara bersama wisudawan/wisudawati, atas nama Longinus Pekei, Gerald Bidana , Yisai Gobai dan Veronica Goo, acara sukuran diselengarakan bersama di asrama papua kamasan dengan mengankat tema (Bersatu Untuk Papua , Satu Hari Untuk Papua). Dalam acara ini peserta yang hadir selururuh mahasiswa/mahasiswi papua dari merauke sampai sorong dengan memeriakan acara itu bersamaan dengan memperingati kematiannya teys eluwai toko ham internasional. Pada acara sukuran ini mewarnai berbagai has daerah seperti ,perhiasan musik tradisional, tarian adat papua, perhiasan pakayan adat, makan bersama masakan papua sering disebut sebagai barapen atau (baker batu) dan puisi-puisi. Puisi yang salah satunya dikarang oleh yulius pekei dengan mengangkat judul puisi (Tidak Ada Kebahagiaan Tampa Perjuangan, Perpisahan). Puisi berjudul diatas ini dibacakan di depen oleh pengarangnya. Puisi tersebut tertera selanjutnya lihat dan bacakan pusi dibawah ini lalu komentarlah sejauh kemampuanmu.

PUISI

TIDAK ADA KEBAHAGIAAN TAMPA PERJUANGAN

Kau angina barat.

Jangan menentil bangsaku,

Menista bahasaku

Menggarap tanah airku,

Sebab semua yang lahir,

Bertunas,

Hendak berdikari,

Kau binasakan.

Kini kami mulai sadar

Tidak mau lagi menghambur jiwa raga bagimu,

Kami tidak ingin memendamkan segalah pahit,pedih,peri,

Kami ungkapkan semuanya ke hadapanmu agar

Kamu memeriksa diri,

Segala yang tuan melakukan atas diri bangsaku

Kami tak yakin lagi kau harus berbakti

Di tanah airku

Kalau tuan hidup selamanya,

Mengapa kami diperbudak?

Diperas, ditindas dan dianiyaya?

ayo! Rekan-rekan

Serbulah dia serbu!

Kita tak perlu ragu-ragu

Ayo! Maju seribu kali

berkorban bagi tanah air

Kami Karena sekelompok penghasut dan pemberontak

Kami rela pendekar bangsa

Tenaga kami tidak cukup,

Kami tidak mengenal pasrah

Truskanlah semanggat

Patriotisme

Mengapa demikian?

Kami punggung utama Negara

Ini harus dikembangkan oleh seluruh lapisan masyarakat.

PERPISAHAN

Diantara deburan-deburan ombak

Awan-awan hitam, putih yang berlalu

Ribuan angin daratan gemuruh,

Kakku longgi pekei, Gerald bidana,veronica goo, yisai gobai

Demi, engkau berdiri tegak tegap

Untuk melawan arus-arus

Permainan alam manusia bermata sayu

Dan berkelopak mata tebal

Disinilah timbul kesan kami,adik,kakak, teman-mu

Besar jasa-jasamu

Besar kesetiaanmu

Besar pembinaanmu

Besar nasehatmu

Hai kakaku setia kawanan, dengan berat hati

Dengan perasaan sedih, kami mengantar

Kakak, kakaku ke ufuk timur

Karena disana kawanan domba burung-burung

Cenderawasi hitam, coklat,kuning,

Bercengkrama pada ranting-rangting pohon

Pala, sambil menari bersukaria

Menanti kedatangan kakak-kakak sekalian

Selamat jalan selamat berbisah,

Kasih Tuhan besertamu .

BUKAN SAYA: SEBUAH APOLOGI PALSU

BUKAN SAYA:

SEBUAH APOLOGI PALSU


Bukan aku yang datang ke rumahmu malam itu
Mengobrak-abrik isi kamarmu
Membakar kertas kerjamu
Menendang CPU, layar dan printermu
Menghajar tubuh gagahmu
Dan membantai keluargamu

Bukan aku yang menenmbaki teman-temanmu malam itu
Hanya karena tidak sejalan
Menatap curiga di setiap langkahku
Menghalangi proyek besarku

Bukan aku yang mengusir tetangga-tetangamu
Mereka saja yang tak betah di sini
Hidup harmoni bersama
Mendengar musik kesukaanku
Menari ikuti gerak baletku

Bukan aku yang menghancurkan gedung-gedung itu
Menjadikannya puing-puing
Menelan isinya dalam bumi
Memaksa burung cenderawasi pergi

Bukan aku yang melanggar janji itu
Hanya engkau yang tak mau mengerti
Dan semua jadi beggini

Bukan aku yang melakukan semua itu
Bukan aku yang kau tuduh itu
Aku hanya boneka
Bergerak ke mana ia suka

Bukan aku yang menyelang seribu orang

Hanya akulah pengikut ekormu

Kapankah engkau memberi waktu untuk jadi kepala

Aku menunggu bagaikan ayahku

Yang ada dalam sangkar mayat

Sudah pulang sejak 16 desember 2009

Oleh YUMMY AMOYE KEBADABY

Yang baca kumpulan puisi ini tolong komentar lewat alamat email- yykebadabi@yahoo.com

PUISI Yang terhormat: Panglima satuan gabungan Densus 88 dan Brimob, sdi_ Sangkar Muka Bumi’

PUISI
Yang terhormat:
Panglima satuan gabungan Densus 88 dan Brimob,
Di_ Sangkar Muka Bumi’

Atas nama kemanusiaan
Surat ini ditulis untuk panglima
Atas nama solidaritas
Surat ini saya persembahkan buat panglima
Atas nama nurani
Surat ini tak punya pamrih

Panglima…
Marilah sejenak kita merenung
Apakah manusia dicipta untuk dianiaya
Apakah manusia untuk dibelenggu haknya
Bukankah manusia mendambakan kedamaian dan keamanan
Menginginkan rasa aman dan ketenangan
Mengimpikan harmoni dan ketentraman?

Panglima…
Saya ajak anda sebentar untuk berpikir
Bijakkah kita mengambil hak orang lain
Relakah kita jika milik kita dirampas
Sudikah kita diusir dari rumah kita sendiri
Apakah anda tahu siapa orang serakah…?!
Tahukah anda dengan istilah penjajah….?!

Panglima…
Lihatlah di sekitar anda
Mayat-mayat yang berjalan
Tangis bayi yang tak lagi nyaring
Darah-darah yang mengering
Nenek-nenek seketika menjadi tua
menghancurkan harapan bangsa
Dan hospital tak kuasa lagi menampung

Panglima…
Bagaimanakah sih kehidupan ideal?
Itukah ajakan nurani anda sebagai insan?

Panglima…
Cobalah berpikir jika anda adalah mereka
Jika yang dirampas adalah negri anda
Yang dibunuh adalah saudara-saudara anda
Yang dihancurkan adalah rumah anda
Yang melempar batu adalah anda
Yang tiarap di antara puing adalah anda
Yang menatap moncong senapan itu anda
Mereka adalah anda

Panglima…
Suara ini mungkin terlalu lemah
Untuk menghancurkan benteng ambisi anda
Mungkin surat ini terlalu lembut
Untuk kerasnya hati anda
Mungkin juga surat ini terlalu halus
Menghadapi duri kasar nurani anda
Tapi, surat ini adalah suara…
Yang bisa dimengerti manusia.!

oleh Yummy amoye kebadabi

CATATAN: Saya menulis puisi diatas ini, melatar belakangi kejadian yang sekarang terjadi dipapua, dari kepolisian selalu melanggar HAM. tetapi kuasanya adalah kepala maka ekornya susah bergerak, sehingga semua kejadian ini digelapkan di tanah amungsa.

BURON (BUAT KELLYK KUALLYK)

BURON

(BUAT KELLY KUALLYK)


Pertama kali, kulihat wajahnya di tv, tersenyum manis, berjalan di samping sang bapak, dalam sebuah acara Pesta adat, gagah ku lihat. Kesan pertama begitu menggoda….
Kedua kali, ku lihat photonya di koran. Ia masih tersenyum manis, menjawab pertanyaan teman wartawan, dalam sebuah jumpa pers, membahas mobil barunya, yang kata orang mendapat banyak kemudahan.
Ketiga kalinya, ku lihat dia sedih. Air matanya mengintip. Ia berduka muka. Ibundanya meninggal, meninggalkan keluarga, meninggalkan dunia, meninggalkan negara, meninggalkan luka, meninggalkan semuanya! Entah mengapa aku merasa kasihan juga…
Keempat kalinya, ku lihat ia kesal. Tingkahnya Tidak bersahabat. Ia jadi sering marah-marah.
Penyebabnya? Ayahnya jatuh. Tepatnya, dijatuhkan. Ia malah jadi sering dibicarakan. Katanya…ia pernah membunuh orang, ia pernah melangar HAM. Ah ada-ada saja….
Kelima kalinya, aku memergokinya di antara para massa, bersama mereka melempar kaca, membakar roda-roda, merobohkan tiang, bahkan membakar mobil pula. Entah setan apa yang merasukinya. Memang sejak bapaknya sakit, ia ikut-ikutan sakit pula.
Keenam kalinya, ku tahu dari teman, katanya ia ikutan demo juga. Dia suka turun ke gorong-gorong, bersama kawan barunya, yang katanya kenal di hutang berantara. Ia tidak suka orang lain ikut tahu urusan pribadinya. Padahal semua orang sudah terlanjur tahu.
Ketujuh kalinya, Aku sudah di bendungan/gorong-gorong. Ia sedang dicari polisi, tulis internet. Ia menyimpan barang tersembunyi. Aku tersenyum sendiri. Ia kini jadi buron? Mana mungkin? Pasti ini hanya lakon…

Oleh Amoye Yummy Kebadaby .

Catatan: puisi ini saya buat berdasarkan cerita dari teman tentang perjalanan perjuangan kelik, yang mana sekian puluhan tahun hidup diantara hutang berantara. dari perjalanan awal dari duga masuk ke TPM-OPM Hingga sampai beliau digrebek oleh polisi sampai menghabiskan nyawa tepat pada tanggal 16 desember 2009 di gorong-gorong timika.

Pengantar Jurnalistik

Jurnalistik
1. Kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.
2. Media massa, khususnya media cetak, adalah alat komunikasi yang bersifat satu arah. Walaupun sebenarnya media cetak bisa melakukan komunikasi dua arah, tenggat waktu dialog tidak spontan-seketika, maka lebih banyak bersifat satu arah. (h.7. Dewabrata, AM, 2004)

3. Harold Laswell, mengemukakan model sederhana komunikasi:
Siapa (who)
Pesannya apa (says what)
Saluran yang digunakan (in what channel)
Kepada siapa (to whom)
Apa dampaknya (with what effect)

Sembilan Prinsip Jurnalisme
1. Kewajiban pertama kepada kebenaran
2. Loyalitas pertama kepada warga masy.
3. Inti jurnalisme: disiplin verifikasi
4. Jurnalis: memiliki kebebasan dari narasumber
5. Jurnalis: pemantau bebas thdp kekuasaan
6. Jurnalisme: menyediakan ruang kritik & komentar publik
7. Jurnalisme: membuat yang penting jadi menarik
8. Jurnalis: berita proporsional dan komprehensif
9. Mempunyai kewajiban pada suara hati

Penyajian jurnalistik

1. rubrik = ruang = kapling=lahan
2. 3 kelompok besar
a. berita (news)
b. opini (views)
c. iklan (advertising)

3. Alasan pemilahan berdasar etika jurnalistik: tidak mencampur berita sebagai fakta obyektif dengan opini yang subyektif

Rubrik
1 .“Rubrik ibarat menu-menu dalam sebuah pesta prasmanan. Dan hidangan dalam pesta itu adalah majalah.”
2. Rubrik berasal dari kata Latin, ruber yang berarti: merah.
3. Penyekat-penyekat dengan kain/pita merah untuk menandai buku satu dengan buku lain. Batas, atau halaman pemisah buku dengan pita merah itu, kemudian berkembang menjadi rubrik.

Rubrikasi produk jurnalistik
1. Berita
2. Tajuk rencana
3. Karikatural
4. Pojok
5. Artikel : tulisan opini > praktis, ringan, analisis
6. Kolom
7. Surat pembaca
TPB (2)

Berita dan Nilai Berita (Ishwara, 2005)
Fakta obyektif: berdimensi tunggal – wartawan sekedar pelapor – tidak mencoba bergerak lebih jauh, melampaui situasi –
Media :tidak sekedar membawa berita –menjelaskan berita
Adil: lengkap, relevan, jujur, terus terang

Bentuk Berita
• Berita lugas dan berita halus
• Feature: bright-kecil-anekdot, sidebar, sketsa pribadi-profil, profil organisasi-proyek, newsfeature, pengalaman pribadi, wawancara

Jenis berita
• Berita yang terpusat pada peristiwa yang khas menyajikan peristiwa hangat yang baru terjadi, tidak diinterpretasikan, tidak dihubungkan dengan situasi dan peristiwa yang lain.
• Berita dengan proses interpretasikan (laporan khusus, feature ...)

Jenis teras berita
• Teras berita menempati alinea pertama, mencerminkan pokok berita. Sedapat mungkin satu kalimat saja.
• Teras penyimpulan:
“Kepala Negara mengisi hari liburnya dengan kegiatan santai di Kebun Raya dan Taman Safari Bogor, Minggu (14/9).
• Teras pernyataan :
“Kapolri menegaskan, pihaknya akan mengusut tuntas kasus BLBI hingga semua terungkap.
• Teras kontras :
“ Bogor, yang berjuluk kota hujan, untuk pertama kalinya dalam sebulan terakhir ini dilanda kemarau. Warga merasakan kesulitan mendapatkan air bersih.”
• Teras menjerit :
“Tidak ...!” Demikian teriak histeris terdakwa AP, mendengar putusan hakim yang memvonisnya dengan hukuman penjara seumur hidup.
• Teras kutipan :
“Penyebar isu menyesatkan harus diusut dan dihukum,” demikian dikatakan Kepala Negara, kemarin, menanggapi munculnya isu-isu yang meresahkan masyarakat belakangan ini”

Teras menurut penonjolan salah satu unsur berita
• Teras Apa (what): “Gedung Islamic Centre Bandung (what) diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Jawa Barat kemarin”.
• Teras Siapa (who): “Gubernur Jawa Barat (who) meresmikan penggunaan Gedung Islamic Centre Bandung kemarin”.
• Teras Dimana (where): “Di Gedung Islamic Centre Bandung (where) tengah berlangsung pameran busana Muslimah dan bazar buku-buku Islam.”
• Teras Kapan (when): “Mulai besok (when) para nasabah 16 bank yang terlikuidasi dapat mencairkan uang simpanannya di bank-bank yang ditelah ditunjuk.”
• Teras Mengapa (why): “Untuk memulihkan kondisi fisik yang kelelahan (why), Kepala Negara akan beristirahat selama 10 hari atas ajuran tim dokter.”
• Teras Bagaimana (how):” Melalui pendidikan dan pelatihan wartawan (how), PWI terus berupaya meningkatkan profesionalisme anggotanya.”
TPB (1)

Berita adalah
• laporan tentang suatu kejadian yang dapat menarik perhatian pembaca.
• laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian faktual, penting,
dan menarik bagi sebagian besar pembaca,
serta menyangkut kepentingan mereka.
(Romli, 2005)

Berita disampaikan dengan ragam bahasa jurnalistik, yakni populer,
menggunakan rangkaian kata-kata yang mudah dicerna dalam waktu
singkat. Unsur-unsur berita yakni siapa, apa, mengapa, di mana, kapan,
bagaimana, dan juga berbagai keterangan lainnya mesti disusun dengan runut.
Ada kecenderungan umum bahwa orang tak senang membaca berita yang susah
Dimengerti. Padahal, berita ditulis untuk dibaca. Kalau mereka yang diharapkan
supaya membaca saja sudah tak mau membaca, lalu untuk apa berita ditulis?

(Dewabrata, 2004)

Sebuah berita disusun dan dilaporkan berdasarkan obervasi yang cermat. Ishwara (2005)
menyarankan langkah-langkah dasar:
1. Siapa (who): Dapatkan nama lengkap dari orang-orang yang terlibat dan selalu mencek ejaannya untuk ketelitian.
2. Apa (what): Dapatkan cerita tentang hal yang terjadi. Dalam beberapa berita, seperti berita polisi, anda mungkin ingin tahu urutan kejadiannya. Anda tidak perlu menulis beritanya secara kronologis, tetapi anda perlu mengerti jalan ceritanya.
3. Kapan (when): Catatlah hari dan waktu dari peristiwa itu.
4. Di mana(where): Dapatkan lokasi kejadian dan gambarkanlah.
5. Mengapa (why): Mengerti apa yang menjadi penyebab peristiwa itu. Apa yang menyebabkan konflik dan, bila ada, bagaimana pemecahannya?
6. Bagaimana (how): Cari lebih banyak informasi tentang peristiwa itu. Bagaimana hal itu bisa terjadi?
7. Lalu apa (so what): Apa dampak terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa ini? Apa pula dampaknya bagi pembaca?
Unsur-unsur yang mempengaruhi suatu fakta atau gagasan sehingga dapat dijadikan berita adalah :
1. Penting (significance), yaitu kejadian yang dapat mempengaruhi orang banyak atau kejadian yang punya dampak terhadap kehidupan para pembaca.
2. Besar (magnitude), yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka berarti bagi kehidupan orang banyak atau kejadian yang dapat berakibat dijumlahkan dalam rangka menarik buat pembaca.
3. Waktu (timeless), yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi atau baru ditemukan.
4. Dekat (proximity), yaitu kejadian yang dekat bagi pembaca. Kedekatan ini bisa bersipat geografis ataupun emosional.
5. Tenar/populer, luar biasa (prominence), menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat terkenal oleh pambaca.
6. Manusiawi (human interest), yaitu kejadian yang memberikan sentuhan perasaan bagi para pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa atau orang besar dalam situasi biasa.

DIPOSKAN OLEH YULIUS K PEKEI 20:080 komentar
Rabu, 2009 Agustus 26
PJ (1)

Media massa adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.

Jenis-jenis media masa
Secara tradisional jenis-jenis media massa adalah: surat kabar , majalah , radio , televisi , film (layar lebar).

Seiring dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan telepon selular.

Pengaruh media massa pada budaya
Menurut Karl Erik Rosengren pengaruh media cukup kompleks, dampak bisa dilihat dari:
• skala kecil (individu) dan luas (masyarakat)
• kecepatannya, yaitu cepat (dalam hitungan jam dan hari) dan lambat (puluhan tahun/ abad) dampak itu terjadi.

Pengaruh media bisa ditelusuri dari fungsi komunikasi masa, Harold Laswell pada artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model sederhana yang sering dikutip untuk model komunikasi hingga sekarang, yaitu :
• Siapa (who)
• Pesannya apa (says what)
• Saluran yang digunakan (in what channel)
• Kepada siapa (to whom)
• Apa dampaknya (with what effect)
• Model ini adalah garis besar dari elemen-elemen dasar komunikasi.

Dari model tersebut, Laswell mengidentifikasi tiga dari keempat fungsi media.

Fungsi-fungsi media massa pada budaya
• Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang lingkungan.
• Fungsi penghubungan (correlation), dimana terjadi penyajian pilihan solusi untuk suatu masalah.
• Fungsi pentransferan budaya (transmission), adanya sosialisasi dan pendidikan.

Fungsi hiburan (entertainment) yang diperkenalkan oleh Charles Wright yang mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model dua belas kategori dan daftar fungsi. Pada model ini Charles Wright menambahkan fungsi hiburan. Wright juga membedakan antara fungsi positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi).

Pengaruh media massa pada pribadi
Secara perlahan-lahan namun efektif, media membentuk pandangan pemirsanya terhadap pribadinya dan seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari.

Pertama, media memperlihatkan pada pemirsanya mengenai standar hidup layak bagi seorang manusia, dari sini pemirsa menilai apakah lingkungan mereka sudah layak, atau apakah ia telah memenuhi standar itu - dan gambaran ini banyak dipengaruhi oleh yang pemirsa lihat pada media.

Kedua, penawaran-penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi mempengaruhi yang pemirsanya inginkan, sebagai contoh media mengilustrasikan kehidupan keluarga ideal, dan pemirsanya mulai membandingkan dan membicarakan kehidupan keluarga tersebut, kehidupan keluarga ilustrasi itu terlihat begitu sempurna sehingga kesalahan mereka menjadi menu pembicaraan sehari-hari pemirsanya, atau mereka mulai menertawakan perilaku tokoh yang aneh dan hal-hal kecil yang terjadi pada tokoh tersebut.

Ketiga, media visual dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya akan kepribadian yang lebih baik, pintar, cantik/ tampan, dan kuat. Contohnya anak-anak kecil dengan cepat mengidentifikasikan mereka sebagai penyihir seperti Harry Potter, atau putri raja seperti tokoh Disney. Bagi pemirsa dewasa, proses pengidolaaan ini terjadi dengan lebih halus, mungkin remaja ABG akan meniru gaya bicara idola mereka, meniru cara mereka berpakaian. Sementara untuk orang dewasa mereka mengkomunikasikan gambar yang mereka lihat dengan gambaran yang mereka inginkan untuk mereka secara lebih halus. Mungkin saat kita menyisir rambut kita dengan cara tertentu kita melihat diri kita mirip "gaya rambut lupus", atau menggunakan kacamata a'la "catatan si boy".

Keempat, bagi remaja dan kaum muda, mereka tidak hanya berhenti sebagai penonton atau pendengar, mereka juga menjadi "penentu", mereka menentukan arah media populer saat mereka berekspresi dan mengemukakan pendapatnya.
Penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi mendukung pemirsanya menjadi lebih baik atau mengempiskan kepercayaan dirinya. Media bisa membuat pemirsanya merasa senang akan diri mereka, merasa cukup, atau merasa rendah dari yang lain .

BAHASA BAKU “BAHASA JURNALISTIK”

Bahasa adalah system lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri, sedangkan baku adalah bahasa standar (KBBI,88)

A. Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku.

* Bentuk katanya lengkap.
* Kosa katanya resmi atau baku
* Kata-katanya bukan kata-kata bahasa daerah.
* Urutan kata-katanya sesuai dengan urutan kata yang benar.
* Unsur kalimatnya lengkap.
* Kata sambung dan kata depan di dalam suatu kalimat baku tidak boleh dihilangkan.
* Penulisan kata-katanya sesuai dengan peraturan penulisan yang benar atau sesuai dengan EYD.
* Hubungan antar kalimat logis.

B. Penggunaan Bahasa Indonesia Baku

* Komunikasi yang resmi, misalnya, di dalam surat-menyurat resmi dan dinas, pengumuman resmi, penamaan resmi, dan perundang-undangan.
* Wawancara teknis, misalnya di dalam laporan resmi dan karangan ilmiah.
* Pembicaraan di depan umum dan khotbah.
* Pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dalam pembicaraan dengan Lurah, Bupati, Gubernur, atau Menteri.

C. Ejaan Bahasa Indonesia 1 (pemakaian huruf)

Di dalam buku Fungsi dan Sikap Bahasa (Kridasana,1975 47), Kridaana Harimurti mengartikan pengertian ejaan “kaidah yang mengatur perlambangan bunyi bahasa dengan huruf”. Huruf sendiri diartikan “tanda yang dipalai untuk melambangkan bunyi bahasa”.

a. Pemakaian Huruf.

Dalam bab pemakian huruf diatur tujuh hal, tetapi yang sering menimbulkan kesalahan hanya tiga hal :

* Nama (penyebutan) huruf
* Pemenggalan kata
* Penulisan nama diri

b.Inilah huruf-huruf yang dipakai untuk menuliskan bahasa Indonesia : A(a), B(b), C(c), D(d), E(e,) F(f), G(g),H(h), I(i), J(j), K(k), L(l), M(m), N(n), O(o), P(p), Q(q), R(r), S(s), T(t), U(u),V(v), W(w), X(x), Y(y), Z(z).

c. Cara mudah untuk mememnggal kata :

* Kalau ada huruf hidup (huruf vokal) berurutan, dipenggal di tengah : maut => ma-ut. Kecuali saudara (sau-da-ra), tupai (tu-pai).
* Kalu ada dua, atau tiga atau, lebih huruf mati (konsonan) beruurtan, dipenggal setelah huruf mati yang pertama : mandi (man-di), caplok (ca-plok). Kecuali ikhlas (ikh-las).
* Penggalan yan hanya satu huruf hidup tidak boleh terjadi di ahir, atau awal baris.
* Tentang penulisan nam orang, badan hukum, dan nam diri yang lain, EYD membuat ketentuan “disesuaikan dengan EYD, kecuali ada pertimbangan khusus” (2003:19).

1. D. Ejaan Bahasa Indonesia 2 (pemakaian huruf miring dan huruf kapital)

a.Pemakaian huruf kapital

* Awal petikan (kutipan) langsung.
* Ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab Suci-Nya.
* Awal (a) gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan, (b) jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, (c) nama geografi, (d) unsur-unsur nama orang, lembaga pemerintahan, (e) semua unsur nama buku, majalah, surat kabar, judulk karangan, (f) kata ganti Anda yang ditulis dengan huruf kapital.
* Awal unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan :hubungan kekerabatan yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan ditulis dengan huruf kapital.
* Nama yang tidak dipakai sebagai nama diri, tetapi (a) sebagai jenis, (b) menjadi dasar pembentukan kata baru, tidak ditulis dengan huruf kapital.

b.Pemakaian huruf miring

* Nama (a) buku, majalah, surat kabar, (b) nama ilmiah atau ungkapan asing ditulis dengan huruf miring.
* Bagian kalimat yang diberi penegasan atau pengkhususan ditulis dengan huruf miring.

1. E. Ejaan Bahasa Indonesia 3 (penulisan kata dan unsur serapan)

1. a. Penulisan kata
1. Tambahan awal atau tambahan ahir saja pada gabungan kata tidak menyebabkan gabungan kata itu dirangkaikan penulisannya.
2. Unsur gabungan kata yang hanya dipakai dalam kombinasi ditulis serangkai dengan yang digabung.
3. Semua kata ulang ditulis lengkap dengan tanda hubung (-).
4. Sebagian terbesar gabungan kata ditulis terpisah unsur-unsurnya.
5. Gabunmgan kata yang yang lrbih dari dua dapat diberi tanda hubung (-) jika menimbulkan salah pengertian.
6. Awalan di- dan ke- tidak sama dengan kata di dan ke dalam penulisannya.
7. Partikel pun tidak terpisah dari kata yang di mukanya apabila partikel pun itu sama artinya dengan “juga, saja”.
8. Per yang artinya “mulai, demi, tiap” ditulis terpisah, tetapi per yang menyatakan “pecahan” ditulis serangakai dengan kata yang mengikutinya.
9. Singkatan nama orangg, gelar, sapaan, jabatan atau pangkatditulis dengan tanda titik.

10. Singkatan berupa huruf awal (a) nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, (b) badan atau organisasi, (c) nama dokumen resmi yang ditulis dengan huruf kapital tanpa titik.

11. Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.

12. Lambang kimia, satuan ukuran, mata uang tidak diikuti titik.

13. Akronim nam diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis dengan huruf kapital.

14. Akronim bukan nama diri ditulis dengan huruf kecil.

15. Lamgang bilangan tingkat ditulis dengan dua cara : (a) angka Romawi, (b) angka Arab.

16. Lambang bilangan dengan ahiran –an ditulis serangkai disertai tanda hubung (-).

17. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali untuk menyatakan rincian dan paparan.

18. Awal kalimat tidak boleh dimulai dengan lambang bilangan.

1. Penulisan unsur serapan
1. Unsur p[injaman dari negara lain (a) ada yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, (b) ada yang pengcapannya masih mengikuti cara asing.
2. Yang sering ditulis salah , atau ucapan salah adalah kata-kata ini : technique, synthesis, systeem, system, congres, linguistics, frequency, quality, methode, method, dll.
3. Penyesuaian kata serapan.

1. F. Ejaan Bahasa Indonesia 4 (pemakaian tanda baca)
2. 1. Tanda titik

Hanya dipakai untuk (a) mengahiri kalimat berita, (b) memisahkan angka jam, menit, detik, (c) memisahkan nama penulis, tahun terbit, judul tulisan, dan tempat terbit dalam daftar pustaka, (d) memisahkan bilangan ribuan dan kelipatannya, (e) menandai bagan, ikhtisar, atau daftar, (f) menandai singtan nama orang, nama gelar, jabatan atau pangkat, (g) menandai singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih, (h) menandai singkatan umum yang terdiri dari dua huruf.

1. 2. Tanda koma

Tanda koma dipakai untuk memisahkan (a) memisahkan unsur-unsur dalam rincian atau pembilangan, (b) menandai klausa-klausa setara dalam kalimat majemuk setara, (c) memisahkan anak kalimat dari induk kalimatnya dalam bentuk kalimat majemuk tidak setara, (d) mem,isahkan kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang mengawali kalimat, (e) menandai kata seru dalam kalimat, (f) menandai petikan langsung, (g) memisahkan bagian-bagian dalam alamat, (h) menceraikan bagian nama yang dibalik dalam daftar pustaka, (i) memisahkan nama dan gelar akademik, (j) menandai persepuluh dan perseratus, (k) mengapit keterangan tambahan, (l) dapat menandai keterangan pada awal kjalimat, (m) menandai bagian-bagian dalam catatan kaki.

1. 3. Tanda titik dua

Tanda titik dua dipakai untuk (a) memisahkan ungkapan dan pemeriannya, (b) memisahklan anak judul dari judul, nama kota dan penerbit buku acuan dalan karangan, bab dan ayat, tahun terbit dan halaman, (c) memisahkan pernyataan lengkap dan rangkaian atau pemeriannya.

1. 4. Tanda hubung

Tanda hubung (-) dipakai untuk (a) memenggal kata, (b) menyambung unsur-unsur kata ulang, (c) menyambung hhuruf kecil dan huruf kapital dalam satu kata, menyambung unsur kata Indonesia dan kata asing, huruf dan angka, (d)memperjelas hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan memisahkan bagian-bagian tanggal.

1. 5. Tanda pisah

Tanda pisah dipakai untuk (a) memisahkan kalimat pokoknya dan sisipan penjelas, (b) menyatakan pengertian “sampai ke, sampai dengan”.

1. 6. Tanda elipsis

Tanda elipsis dipakai (a) dalam suatu kalimat yang terputus-putus, (b) untuk mengganti bagian kalimat atau naskah yang dihilangkan.

1. 7. Tanda tanya

Kecuali untuk mengahiri kalimat tanya, tanda tanya khusus dipakai dalam kurung, dipakai untuk menyatakan keasingan atau keraguan akan kebenarannya.

1. 8. Tanda kurung

Tanda kurung dipakai untuk mengapit (a) tambahan keterangan atau penjelasan, (b) huruf atau kata yang dapat dihilangkan, (c) rincian dalam kalimat.

1. 9. Tanda kurung siku

kurung siku dipakai untuk mengapit (a) huruf, kata, kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat yang ditulis orang lain, (b) keterangan yang sudah bertanda kurung.

10. Tanda petik

Tanda petik dipakai untuk mengapit (a) judul karangan, (b) istilah ilmiah yang kurang dikenal atau berarti khusus, (c) petikan langsung.

11. Tanda petik tunggal

Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit (a) petikan dalam petikan lain, (b) makna, terjemahan, atau penjelasan kata, atau ungkapan asing.

12. Tanda garis miring

Tanda garis miring dipakai (a) dalam surat-menyurat, penanda satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim, (b) sebagai ganti atau, tiap.

13. Tanda penyikat atau apostrof

Tanda penyikat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau angka tahun.

Pengalaman lucu

Pengalaman lucu

Sejak itu saya dari timika tibah di jogyakarta,setelah dua minggu di jogyakarta dari papua saya inggin mencari pakaian, tetapi tida ada teman yang menemani saya untuk antar belanja. Saya mengajak teman saya untuk menemaniku belanja pakaian di malioboro, sementara kami berdua pergi, kami belum mengenal baik medan yogyakarta . Aku dengan temanku naik ras jalur 16 kami turung di mirota kampus untuk menganti bis. Kami naik bis ke arah malioboro. Setelah tiba di malioboro kami masuk ke rame mol untuk belanja.

Sesudah belanja pakaian dan tas, saya mencari temanku ternyata temanku hilang dalam rame itu, aku mencari beberapa jamtidak mendapatkan dia. Saya cari dalam rame mol dari lantai satu sampai lantai empat tidak menemukanya. Karena hari sudah sore jam lima terpaksa saya keluar tampa menemukan temanku itu.

Sesampai depan rame mol ternyata temanku ini dari pagi jam sembilan sampai jam lima dia tunggu diluar. Saya menyanya kan kepada temangku bahwa, mengapa sobot sekian jam ini tunggu diluar. Temangku menjawab tadi itu saya juga inggin masuk tapi karena ada sekuriti jadi saya tunggu di luar. Ternyata temanku ini belumpakai sendal, jadi kirain teman, yang tidak pakai sepatu atau sendal itu ditahan karena melihat sekuriti itu.

Pengalaman menyedikan

Pengalaman menyedikan

Sejak tahun 2003 saya duduk di bangku smp kelas tiga, pada waktu itu tepat pada tanggal 19 desember 2003, omku lagi main kelereng di halaman sekolah dengan temanya pertengahan main kelereng tiba-tiba ada bapa satu yang mendekati mereka lalu, bapa itu berkata kepada omku bahwa anak kamu laparka? Saya ada bawah talas dengan singkong ini. Kebetulan omku lagi lapar. Omku tidak sadar jawab secara spontan bahwa “iya pak saya lapar” bapa itu memberikan makanan itu kepada omku. Omku tanpa curiga apapun makan, makanan yang dibrikan itu. Setelah makan perutnya omku mulai sakit, karena tidak bisah menahan sakit itu maka terpaksa omku meningalkan temanya ditempat itu lalu omku pergi kerumah.

Tibah dirumah omku mengambil balsem dan minyak anggin lalu goso di perut tetapi malah perutnya tamba sakit. Hari pun mulai malam sekitar jam sebelas. Omku munta berdara sampai pagi, malam itupu kami tidak istirahat untuk menjaga omku yang sakit itu. Hari sudah pagi kami bauwah ke rumah sakit tetapi dari rumah sakit belum menemukan kesakitan itu karenak kesakitan itu dampaknya dari buatan orang melalui adat. Maka kamipun terpakasa pulang ke rumah. Setibah di rumah omku mengucapkan tangkisan omku, mamaku ayaku, teteku saya ini tidak bisah hidup lagi jadi tidak usah berusaha menyelamatkan saya karena saya sudah makan makanan melalui mulutku sendiri jadi kamu semua selamat melanjutkan aktifitasmu.

Setelah mengucapkan kata itu omku yang berusia dua belas tahun ini pun meninggal dunia. Kedukaan sedan berlangsung selama tiga hari, tepat pada tanggal dua puluh lima desember 2003, adik kandung saya yang urutan ke tuju pergi ke gereja misa malam. Besok paginya adik pulang dari misa malam, adik tidak bicara banyak karena mengantuk adik langsun tidur. Hari semakin siang maka kami membangunkan adik itu untuk makan siang. Setelah makan siang adik itu berkata kepada saya bahwa kak badanku mulai terasa dinggin. Saya mendengarkan saja tampa buat apa-apa terhadap adikku itu karena waktu itu saya juga masih kecil.

Setelah hari semakin malam sekitar jam 08.00 adikku berkata kepada mamaku bahwa, mamaku,mamaku,mamaku badanku mulai terasa keram di bagian kakiku. Mendengar tangkisan itu maka mamapun bangun lalu meliahat adiku itu. Dari jam 09.00 malam adiku pun suaranya hilan lalu dia menghitung 123...................10 kemudian sembilan kemudian delapan sampai satu setelah satu sekitar jam 01.00. Adikku pun meninggal.

“AYAKU SOTER PEKEI”

PROFIL

“AYAKU SOTER PEKEI”

“Tetap semangat”

Ko bisah ya! Laki-laki memasak! Ya bisah. Mengapa bisah ! Karena ayahku ini senang memasak makanan seperti ayam bawang, masakan khas papua, dan barapen adalah menu yang boleh dibilang cukup dikuasainya “ memasak itu memang relatif sulit tetapi kita harus bisah memasak, memasak itu untuk kesehatan dan keutuhan keluarga kata ayahku. Kata itu sejak aku masih kecil bapak selalu menasehati aku. Ayahku ini biasa mengajar cara memasak kepada ibu-ibu wk pada setiap hari jumat. Walau telah dipadati setumpukan kesibukan menjaga ternak, ukir-ukiran, selalu ikut partisipasi kegiatan gereja, melihat keluarga yang terdiri 9 orang bersaudara dan, disamping itu juga warga sekitarnya dipandang sebagai toko adat. Tetapi kegiatan memasak yang telah dia kuasai sejak berusia 16 tahun ini selalu terus dilakukan.

“ sekarang, kan,sudah ada bumbu instan, memasak jadih lebih mudah, katanya sambil tertawa. Ayah ini pernah mengaku bahwa tidak begitu kesulitan dengan memasak makanan tetapi, kalau membuat kue dia menemukan kesulitan. Ayah yang ramah, kereatif mengukir,dan memasak ini, biasa ikut partisipasi dalam lomba ukiran di tingkat kecamatan dan kabupaten setempat. Andai saja banyak orang indonesia yang gemar memasak, terutama mereka yang sering bepergian atau menetap diluar negeri, juga kebanyakan biasa memandang itu tugas perempuan tetapi ko ayahku ini belum pernah memikirkan hal itu. Ayaku yang profesi sebagai mengukir dan memasak ini tampa menerima pengetahuan dari siapapun. Katanya, sejak awal saya belajar dengan mecoba- coba sampai saya temukan hasil yang baik akhirnya sekarang banyak orang yang datang ke saya untuk menanyakan cara masak dan ukiran itu,katanya.

GKR HEMAS: TARAKANITA AGAR LEBIH AKTIF CERDASKAN ANAK-ANAK BANGSA ( COMPASSION BASED CREATIVITY )

GKR HEMAS: TARAKANITA AGAR LEBIH AKTIF CERDASKAN ANAK-ANAK BANGSA ( COMPASSION BASED CREATIVITY )

Yayasan Tarakanita menyelenggarakan Tarakanita Edufair 2010 di Yogyakarta Expo Centre (JEC) pada tanggal 22-24 januari 2010 dan dihadiri dua ribuan siswa/i, ratusan guru-guru serta karyawan dan undangan. Event ini dibuka resmi oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas.

Dalam sambutannya, GKR Hemas mengimbau agar Yayasan Tarakanita lebih berperan aktif untuk mncerdaskan anak-anak bangsa sambil mengucapkan terima kasih atas pengabdian Yayasan tarakanita selama ini yang berkarya sebagai mitra pemerintah.

Ketua Penyelenggara Drs. Ant. Ngudisantosa mengemukakan, tujuan kegiatan bertajuk Compassion Based Creativity, ini untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang perkembangan Tarakanita, Memacu peningkatan mutu pendidikan Tarakanita dan pendidikan di DIY dan Jateng, Menjalin kerja sama antar lembaga pendidikan dan masyarakat umum yang terkait dengan dunia pendidikan, Memberikan apresiasi kepada siswa berprestasi dengan menampilkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa.

kegiatan Tarakanita Edufair selama tiga hari berturut-turut adalah Kegiatan yang diadakan Lomba sains dan Matematika, Lomba kreativitas Daur Ulang, Lomba Chearleadance, Lomba Lukis dan Mewarnai, Lomba Drumband, Lomba Gerak dan lagu, Lomba Family fun Cooking, Lomba Kreativitas Komputer, Lomba Band.

Peserta yang terlibat, sebanyak sembilan sekolah di bawah Yayasan Tarakanita dari tingkat TK sampai SMU, dan hadir pula undang dari sekolah-sekolah setingkat DIY. Ada jenis lomba diikuti oleh perorang/individual tapi ada yang diikuti dalam group. Pemenang diumumkan setelah diadakan lomba. Kepada pemenang diberikan hadiah berupa piala tropi, sertifikat dan uang pembinaan.

Gembira jadi pemenang

Agatha dan dua temannya (Synthia dan Novi) dari SMP Stella Duce/II, mengungkapkan kegembiraan kepada Bernas. ” Kami, bertiga merasa gembira bisa mendapat juara biar juara harapan I dari hasil lomba daur ulang”. ”Ya pak, tadi saya merasa gugup sampai gementaran”, sahut seorang peserta. ”Tapi, pekerjaan membuat tas dari kain sisa bisa selesai dan kamu bisa juara. Ternyata kamu bertiga bisa kan!”, tegas Bernas meneguhkan. ” Ya, kami bisa, sahut Agatha sementara pegang piala trofi.

Valerie, keas V SD Budi Wacana Yogyakarta. dengan dua teman lainnya juga mengikuti Lomba Daur Ulang dari barang pecah belah dan mendapat juara harapan I. Dia mengakui sangat gembira atas kemenangan ini dan anak putri ini mengakui dengan polos dia tidak gugup saat bertanding. ” Biasa aja pak waktu ikut lomba”ujarnya, sahutnya. Ibu Guru Magdalena yang mendampingi anak tersebet mengangguk-angguk sambil tersenyum, dengan mengatakan: ”dia bisa ko pak”.

Ketua II Bapak Haryono , Kepala SMP Stella Duce I. Beliau membenarkan kalau masyarakat di DIY maupun luar DIY sangat berantusias menyekolahkan anak-anak di sekolah-sekolah Tarakanita. ”Tarakanita SMP mendapat. Liputan Yulius Pekei & Yanuarius You

Catatan: Liputan ini Pernah Muat di Rubrik Wacana, BERNAS Yogyakarta Pada Hari Kamis 28 Januari 2010.

PEDAGANG KOLAM IKAN

PEDAGANG KOLAM IKAN

Ibu Siti Mas Amah,54 tahun, Pengelola Kolam Ikan, dari 1998 hingga saat Ini, lembah Selokan mataram, alamat rumah Pugeran Maguoharjo Depok Sleman Yogyakarta.

Ibu yang bewajah ceriah suka senyum ini memiliki skill sebagai petani ikan. Usaha kolam ikan diberi nama Moro Kangen. Moro kangen (rindu datan lagi) adalah nama kolam yang terletak di lembah selokan mataram. Usaha ini dikelola sejak tahun 1998, secara bertahap dari satu kolam hingga kini menjadi sepuluh kolam. Banyak pengunjung ke tempat itu, baik secara pribadi, keluarga, atau kelompok untuk mengadakan rekreasi dengan memancing di kolam atau sekedar menikmati ikan bakar segar.

Penghasilan yang diperoleh Rp 1.000.000- Rp 1.5000/perhari, pada hari minggu pendapatan bisa meningkat sampai Rp 3.000.000;, bahkan lebih dari itu jika pada hari raya atau liburan. Jadi, banyak atau sedikitnya pemasukan sangat bergantung pada banyak-sedikitnya pengunjung. Dari pemasukan ini digunakan untuk biaya sekolah, biaya kuliah dari delapan anak kandung, gaji tujuh karyawan, pengembalian pinjaman dari Dinas Perikanan Kabupaten Sleman, biaya hidup harian serta ditabung dibank untuk pengembangan usaha maupun kepentingan lainnya.

Sebelumnya saya petani pengelola sawah, tetapi sejak itu saya melihat orang jarang menjual ikan tawar di pasaran maka ketika itu saya berinisiatif mengelola kolam ikan, untuk menjualkan kepada masyarakat. Proses pembuatanya Selama pemerataan tanah hingga pembuatan kolam saya tidak membutukan tenaga lain dengan prinsip kalau saya kerja, saya makan dan kalau tidak kerja saya tidak makan. Berdasarkan pemikiran itu maka saya membanting tulang demi mempertahankan kehidupan keluarga.

Kolam yang berjumlah sepuluh kolam, 5 kolam kecil untuk pesanan dan 5 kolam besar untuk pemancingan. Dulunya tangkap ikan-ikan kecil di got tetapi sekarang ikan biasa saya beli di petani ikan di kali sogo kelompok tani ikan. Kolam-kolam ini berisi beberapa jenis ikan yaitu ikan bawal, ikan gurame, ikan mas, ikan lele. Sekarang Tenaga pokok yang bekerja adalah 7 orang dan tenaga sampingangan adalah anaknya sendiri.

Saya pesan,umumnya kepada pengusaha kecil , khususnya kepada ibu-ibu, bahwa jangan takut berusaha, tanpa gelar bisa mendatangkan uang yang penting kita yang buat dengan jujur, tekun, taat pada pekerjaan.

Wawancara: Yulius Pekei dan Yanuaris You.

______________________________________________________________________________

Catatan: Hasil Wawancara dengan Ibu Pedagan Kolam Ikan Pada Tanggal 14 Januari 2010. Pernah Muat Di Media Massa BERNAS Yogyakarta Pada Hari Minggu Tanggal 17 January 2010, Kolom/ Rubrig …..

PENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR DIWAJIBKAN MENYALAKAN LAMPU DI SIANG HARI

PENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR DIWAJIBKAN MENYALAKAN LAMPU DI SIANG HARI

Penganti Undang-Undang No.14 tahun 1992 tentang lalu lintas, pengemudi kendaraan bermor diwajibkan menyalakan lampu terutama pada siang hari.

Peraturan tersebut menuai pendapat berbeda dari masyarakat, namun ditetapkannya Undang-undang baru. No. 22 Tahun 2009 tentang angkutan jalan, tanggal 22 Juni 2009, maka segala ketentuan dalam Undang-Undang tersebut berlaku secara Nasional.

Dalam salah satu Pasal yakni, pasal 107 Undang-Undang tersebut, diatur tentang kewajiban pengemudi kendaraan bermotor menyalakan lampu pada siang hari, yang dikenal dengan program Safety Riding atau cara aman berkendaraan. Bagi mereka yang tidak menyalakan lampu, akan dikenakan pidana maksimal 15 hari kurungan atau denda 100 ribu rupiah. Hari ke hari semakin membingukan yang mana pendapat ahli / media tentang masalah menyalakan lampu hazard saat hujan lebat di Tabloid OTOMOTIF edisi 01/XIX.

Bukannya tamba jelas, yang ada malah memboroskan aki pada motor, Melanggar undang-undang, karena sudah menyalakan lampu utama sepanjang siang hari maka tidak bisa difungsikan pada malam hari. Selain itu, aturan tersebut hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja, sedangkan pengendara akan membayar cost yang lebih tinggi untuk kendaraannya.

Antisipasi

Jadi solusi yang tepat adalah memberikan pembekalan dan pemahaman kepada masyarakat melalui sosialisasi dari polres setempat, Supaya masyarakat bisa memahami pengunaan lampu, baik lampu hazard,sein maupun lampu utama.

Oleh: Yulius Pekei (Mahasiswa, PBSID.FKIP, Universitas Sanata Dharama) Yogyakarta.

Catatan: Tulisan ini Pernah Muat di Media Massa Kolom Wacana BERNAS Yogyakarta, Pada Hari Selasa 12 Januari 2010. (Sudah)

MAHASISWA PAPUA IKUT DIKLAT JURNALISTIK LPJB

KUMPULAN ARTIKEL YANG PERNAH MUAT DI MEDIA MASSA.

MAHASISWA PAPUA IKUT DIKLAT JURNALISTIK LPJB

Sembilan mahasiswa asal papua yang sedang studi di yogyakarta dan salatiga ikut mengikuti pendidikan dan latihan (diklat) jurnalistik bersama lembaga pelatihan jurnalisti BERNAS Yogyakarta (LPJB) Harian bernas yogyakarta, sejak 4 januari hingga 18 februari 2010 ini merupakan kelompok khusus dari papua. Sebelumnya memang sudah ada mahasiswa papua di yogyakarta yang perna belajar di LPJB, Namun masih bersivat individual. Diharapkan kedepan akan ada kelompok lain dari papua yang belajar jurnalistik di lembaga ini.

Pelatihan klasikal teori jurnalistik dilaksanakan di ruang kuliah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, Tanggal 4 -9 Januari 2010. Selanjutnya mulai 11 Januari -18 February 2010 menjalani magang wartauwan di harian BERNAS Yogyakarta.

Pemrakarsa pelatian ini adalah Yulius Pekei ( mahasiswa prodi PBSID, FKIP,USD Yogyakarta) dan yanuarius you ( mahasiswa pascasarjana psikologi universitas gaja mada yogyakarta) yang menghubungi pimpinan LPJB untuk meminta pendampingan dalam belajar jurnalistik.

Mahasiswa S2 fakultas ekonomi UGM, A. Gerald Bidana misalnya, dia mengikuti program ini untuk mengembangkan potensi diri dan lebih jauh dapat menuliskan realitas kehidupan masyarakat papua yang perluh dipublikasikan agar orang lain mengetahui apa saja yang dimiliki dan dialami orang papua. Setelah menjalani pendidikan di jawa saya menyadari bahwa menulis akan suatu ide dapat membantu orang keluar dari kebodohan akan pengetahuan diri, lingkungan dan perkembangan iptek. Bahkan keluar dari tekanan mental atau menyehatkan jiwa diri. Jadi menulis itu membebaskan orang” kata beliau.

Menurut bidana, ada sejumlah hambatan pembangunan daerah yang semestinya menjadi perhatian serius pemerintah, lembaga suasta dan LSM di papua yakni ketidak siapan sumberdaya manusia ( SDM ) yang berkualitas baik lewat pendidikan formal yang baik; belum adanya keseriusan pemerintah daerah dalam mendorong lembaga-lembaga ilmiah atau lembaga keagamaan, lembaga kemasyarakatan yang selama ini secara serius menyelengarakan pendidikan kemanusiaan.

Kemudian belum terbangunya hubungan kerja sama dengan lembaga- lembaga yang relevan dan berpengalaman di Indonesia sehinga para pelaku pembangunan pun seringkali tidak mengalai tugas dan tanggung jawabnya itu kepada orang lain; belum adanya industri- industri kerajinan, industri-indusrti kecil lain yang dapat mengakses perekonomian rakyat; belom adanya pasar yang memberdayakan masyarakat; serta letak geografis dan sebagainya.

Beri dorongan

Para narasumber pelatian jurnalistik dalam menyajikan materi selalu memberikan dorongan kepada peserta pelatian agar tidak takut menulis di media massa. Menulis itu bagaikan berenan. Betapapun seringnya seseorang mendengarkan ceramah atau membaca buku tentang berenang, dia tetap tidak akan bisa berenang selama di tidak berani menceburkan diri kedalam renang.

Menulis itu pada dasarnya merupakan karunia tuhan kepada setiap orang. Tugas manusia adalah mempergunakan karunia itu dengan suatu komitmen dari pribadi masing-masing. Kiat semua juga sudah memperoleh karunia menulis dari tuhan asalkan kemudian dikembangkan dengan kemauan yang tinggi.

Di sisi lain, imformasi yang dapat kita peroleh darimana pun dan oleh siapa pun adalah kekuatan. Oaring tampa imformasi tidak dapat hidup sempurna, sehingga wartawan juga harus mengimformasikan hal itu kemedianya masin-masin sesuai fakta atau kenyataan. Artinya bukan pendapat atau kalangan kewartauan sendiri.

Sebuah imformasi dikatakan beriata apa bila memiliki sejumlah unsure didalamnya yang disebut “ nilai berita”, antara lain kebaruan, tepat waktu, kedekatan dengan khlayak, dampak pengaruh pada masyarakat, fantastik, pertentangan.

Pada dasarnya imformasi itu perluh dianalisis. Mengapa? Karena setiap imformasi yang di sampaikan ke masyarakat belum tentu benar. Banyak faktor yang mempengaruhinya, misalnya cara pandang dari berbagai sudut. Analisis berita antara lain dilakukan dengan membaca judul berita. dari judulnya saja kita bisa menduga kemana arah atau orientasi berita itu.

Dalam meliput berita wartauan harus memperatikan formula 5W, 1H yaitu : what, who,when, where,why dan how. Sehingga saat peliputan di lapangan, lima pertanyaan ini dapat di cari jawabanya dari sumber- sumber peristiwa yang mau diliput. Disamping itu wartauan harus melakukan beberapa tugas diaantaranya menemukan peristiwa dan jalan ceritanya; cek, ricek dan tripel cek jalan cerita; memastikan sudut berita dan menentukan lead/intro/pembuka berita.

Kemudian tentang menulis opini/ artikel di media massa cetak dapat dikatakan gampang-gampang susah, karena tergantung orangnya bagaimana dia menjalaninya. Sumber ide atau bahan tulisan bisa datang gampang saja, dimana saja dan situasi apapun. Bahkan dalam kondisi ruang, waktu dan sarana, sangat minim sekalipun. Kiat menulis yang dapat dapat dipertimbangkan antara lain, rajin membuat catatan harian, menulis sesuatu yang baru, mempelajari mkariya orang lain, dan menulis dengan karya yang spesifik.

Oleh ( Yulius pekai, Farnsiskus Kasipmabin, Ramces Ningamabin, Yanuarius You; Mahasiswa S1 Dan S2 Asal Papua Di Yaogyakarta; Sedan Belajar Jurnalistik Di LPJB)

catatan : Tulisan ini Pernah Dimuat Media Cetak Kolom Wacana BERNAS Yogyakarta Pada Tanggal 8 Januari 2010 (Sudah)

Kumpulan Artikel yang Pernah Muat di Media Massa

TARAKANITA EDU FAIR ( COMPASSION BASED CREATIVITY ) 2010.

Yayasan Tarakanita menyelenggarakan Tarakanita Edufair dari tanggal 22-24 Januari 2010 di gedung JEC (Jogya Expo Centre), dihadiri oleh dua ribuan siswa/i dan ratusan guru-guru serta karyawan dan undangan.

Event ini dibuka resmi oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas sebagai mantan Tarakanita beberapa tahun silam. Dalam sambutannya, dihimbau agar Yayasan Tarakanita lebih berperan aktif untuk mncerdaskan anak-anak bangsa sambil mengucapkan terima kasih atas pengabdian Yayasan tarakanita selama ini yang berkarya sebagai mitra pemerintah, demikian disampaikan oleh Ketua Panitia kepada Bernas.

Adapun tujuan penyelengaraan Compassion Based Creativity, untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang perkembangan Tarakanita, Memacu peningkatan mutu pendidikan Tarakanita dan pendidikan di DIY dan Jateng, Menjalin kerja sama antar lembaga pendidikan dan masyarakat umum yang terkait dengan dunia pendidikan, Memberikan apresiasi kepada siswa berprestasi dengan menampilkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa. (Ketua Penyelenggara Drs. Ant. Ngudisantosa).

Adapun kegiatan yang diselengarakan Tarakanita Edufair selama tiga hari berturut-turut. Kegiatan yang diadakan Lomba sains dan Matematika, Lomba kreativitas Daur Ulang, Lomba Chearleadance, Lomba Lukis dan Mewarnai, Lomba Drumband, Lomba Gerak dan lagu, Lomba Family fun Cooking, Lomba Kreativitas Komputer, Lomba Band,

Peserta yang ikut terlibat, 9 sekolah di bawah Yayasan Tarakanita dari tingkat TK – SMU, dan adapu di undang dari sekolah-sekolah setingkat dari DIY. Ada jenis lomba diikuti oleh perorang/individual tapi ada yang diikuti dalam group. Pemenang diumumkan setelah diadakan lomba. Kepada pemenang diberikan hadiah berupa piala tropi, sertifikat dan uang pembinaan.

Acara sebesar ini dapat terlaksana berkat kerja sama dari berbagai pihak seperti Yayasan Tarakanita, pihak orang tua dan sponsorship, ujar ketua dua panitia. Ditambahkan pula, kegiatan belajar mengajar selama dua hari diliburkan dan setiap anak wajib mengikuti setiap kegiatan sambil membuat laporan yang harus diserahkan . (Ketua Penyelenggara diwakili oleh Drs. C. Haryono).

Agatha dan dua temannya (Synthia dan Novi) dari SMP Stella Duce/II, mengungkapkan kegembiraan kepada Bernas. ” Kami, bertiga merasa gembira bisa mendapat juara biar juara harapan I dari hasil lomba daur ulang”. ”Ya pak, tadi saya merasa gugup sampai gementaran”, sahut seorang peserta. ”Tapi, pekerjaan membuat tas dari kain sisa bisa selesai dan kamu bisa juara. Ternyata kamu bertiga bisa kan!”, tegas Bernas meneguhkan. ” Ya, kami bisa, sahut Agatha sementara pegang piala tropi.

Valerie, SD Budi Wacana, keas V dengan dua teman lainnya juga mengikuti Lomba Daur Ulang dari barang pecah belah dan mendapat juara harapan I. Dia mengakui sangat gembira atas kemenangan ini dan anak putri ini mengakui dengan polos dia tidak gugup saat bertanding. ” Biasa aja pak waktu ikut lomba”, sahutnya. Ibu Guru Magdalena yang mendampingi anak tsb menganguk-anguk sambil tersenyum, dengan mengatakan: ”dia bisa ko pak”.

Bapak Haryono sebagai Ketua panitia II, Kepala SMP Stella Duce I. Beliau membenarkan kalau masyarakat di DIY maupun luar DIY sangat berantusias menyekolahkan anak-anak di sekolah-sekolah Tarakanita. ”Tarakanita SMP mendapat peringkat I untuk hasil ujian negara pada beberapa tahun terakhir tingkat Propinsi DIY,” akui bangga bapak ini.

Tarakanita cabang Yogyakarya sudah mengelola Pendidikan selama 52 tahun. Itu berarti sudah berpengalaman dalam bidang ini. Harapan Bernas dengan event Tarakanita Edufair seperti ini juga terutama dengan hasil prestasi akademik siswa/i serta adanya semangat pengabdian tinggi dari bapak-ibu guru, karyawan/wati serta dengan dukungan dari berbagai pihak mengantar Yayasan Tarakanita terus berjaya untuk selama-lamanya.

Yulius Pekei (USD)
Ccatatan: tulisan ini perna muat di media masa pada tanggal 22 januari 2010