Rabu, 15 September 2010

PEMEKARAN KABUPATEN DEIYAI

Masyarakat Waghete meminta dan menerima pemekaran kabupaten baru yang disebut dengan KABUPATEN DEIYAI. Namun demikian keberadaan masa kini masyarakat belum menyadari hadirnya kabupaten deiyai, “karena belum menyentuhnya karateker yang ada dan sudah berlangsung dua tahun ini. Adakah sosok seorang pemimpin yang menentuh dan memberikan pemahaman kepada masyarakat kabupaten DEIYAI?, inilah pembahasan bersama untuk menyambut kedatangannya pemilihan legislative nantinya. Kenyataanya yang sedang dialami Masyarakat seketika bupati hadir pada hari besar Indonesia tepatnya pada tanggal 17 agustus sebagai hari kemerdekaan Negara Indnesia. Pulah ada sebagian masyarakat kaget seketika mulai merintis area/lokasi yang mau bangun kantor bupati dan kantor-kantor lain demi melancarkan program kerja di kanbupaten Deiyai. Ada pulah masyarakat kaget ketika berita keluar di media masa cetak maupun elektronik dan pulah melalui informasi mulut-ke mulut?
Mengapa hal itu bisa terjadi di kalangan masyarakat Deiyai? Untuk menjawab pertanyaan ini saya pun bingung, dan bisa saja muncul berbagai macam pertanyaan seperti: Apakah pemekaran kabupaten Deiyai ini,seluruh masyarakat MEE yang berdomisili di daerah TIGI sepakat bersama melalui rapat terbuka dan hasil rapatnya setuju untuk menerima pemekaran? Atau mungkin karena masyarakat yang berdomisili di Daerah TIGI tersebut kurangnya mengikuti perkembangan zaman yang sedang terjadi?.Walaupun sebagian masyarakat setempat belum menyadari adanya pemekaran kabupan dari pihak elit politik, akhirnya masyarakat setempat pun menerima dengan terbuka tanpa melihat dampak negative dan dampak positif.
Mengapa masyarakat setempat yang hidupnya masih bersifat tradisional menerima pemekaran dengan begitu gembira ria? kata masyarakat: Kami menerima pemekaran kabupaten baru dengan gembira karena menurut kami pasti dengan pemekaran ini hidup kami pun akan baik, sumber daya manusia{SDM} pun akan meningkat bahkan kemiskinan pun akan menurun karena pengangguran yang ada ini akan diterima sebagai PNS/ CPNS dan pegawai kator sebagai manusia yang kerja di ladangnya pemerintah Negara Indonesia.
Ada sebagian masyarakat menangapi juga bahwa, selama ini kami hidup dibawah standar kemiskinan namun sekarang kami mau keluar dari semua penderitaan kami baik, ekonomi, sandan dan pangan. Wajarlah jawaban-jawaban demikian ini, karena sudah elit politik dari mkabupaten deiyai membaurkan kata-kata enaknya kepada masyarakat, yang pikiranya tidak akan tercapai itu.
Masyarakat setidaknya harus mengetahui apa dampak positif dan apa dampak negatif dari pemekaran tersebut, kita memahami bersama bahwa dua atau tiga tahun kemudian dampak negatif terlihat di kalangan masyarakat Deiyai, Kita sebagai manusia MEE yang berada di daerah TIGI, kita harus berpikir jauh lebih luas bahwa dengan pemekaran ini, dua atau tiga tahun kemudian hingga sampai regenerasi akan memimpin dari putra daerah itu sendiri. ataukah lima tahun kemudian Orang asing yang akan memimpin kita.
lebih rusak lagi daerah-daerah kosong yang dulunya sebagai tempat keramat dan tempat lahan bertani kini, kini kekosongan yang bisa bertani itu diambil oleh pemerintah untuk membangun gedung dan kenyataannya lihat saja seputar wagete hingga sampai yomeni tanahnya sudah di jual oleh masyarakat sendiri. Saya sebagai mahasiswa asal DEIYAI, saya sungguh takut dan gelisah jangan sampai dengan pemekaran kabupaten baru ini kita putra daerah diasingkan oleh pemerintah dan orang luar papua di atas tanah leluhur kita.

GROUP PENULIS PEMULA
Oleh: Donatus Mote

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

apakah anda terinspirasi?