Senin, 12 Desember 2011

PELANGARAN HAM DI NEGARA PAPUA BARAT DARI NKRI

kepolisian daerah Papua menetapkan enam tersangka. Mereka adalah Presiden Papua  Forkorus Yaboisembut, PERDANA MENTERI Edison Gladius Waromi, August Makbrawen Sananay Kraar, Dominikus Sorabut, Selpius Bobii dan Gat Wenda.
Yustinus Ukago, salah satu korban yang ditangkap polisi lalu dipulangkan mengaku, dirinya tak mengikuti kongres namun ditangkap. Ia ditangkap saat berada bersama rekan-rekannya di asrama STFT (Sekolah Tinggi Fajar Timur) Papua. “Tim gabungan datang langsung masuk ke kamar lalu paksa kami keluar. Kami dipaksa secara tidak sopan lalu digiring ke lapangan Zakheus,” kata Ukago.
Lanjut dia, tak hanya dirinya yang ditangkap lalu dipaksa, beberapa kerabatnya yang mendiami asrama itu juga ikut dipaksa dan digiring. “Hampir semua anak-anak asrama ditangkap. Cuma para frater yang pakai jubah yang tidak ditangkap,” tuturnya. Ia mengatakan, saat ditangkap, mereka dipukul dengan popor senjata hingga babak belur. Tak hanya itu, laptop, hendphone, poster dan sejumlah barang lainnya juga disita. Tindakan tersebut membuat sebagian diantaranya berupaya lari ke gunung yang berada dibelakang asrama demi menyelamatkan diri. Lainnya lagi, terpaksa bermalam diparit disamping asrama Tauboria sampai pagi. Ketika tiba dilapangan Zakheus, sudah ada ratusan warga yang diintimidasi disana. Masyarakat yang berada disitu juga disiksa dan dianiaya.
Seusai itu, dibawa dengan mobil tahanan ke Mapolda Papua. Lelaki asal Paniai ini menjelaskan, saat mereka berada di Polda, disuruh berbaris lalu diintergogasi dan dicerca kata-kata ocehan. Diantaranya, ‘Forkorus mau jamin kam apa ? Kenapa kam percaya Selvius Bobii, dia tidak kuliah betul.’ Usai diperiksa dan dicerca kata-kata, mereka disuruh beristirahat. Lantaran tak ada tempat, sejumlah warga itu terpaksa tidur dilapangan basket termasuk dirinya hingga pagi hari.
Juru bicara Polda Papua, Kombes polisi Wachyono membantah tindakan pemukulan dan kekerasan. Ia mengtakan, tak ada pemukulan dan penganiayaan yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap warga.  KOMNAS HAM SEGERA INVESTIGASI DALAM MASLAH INI karena kalakuan polisi memukul dengan menodong senjata di perut masyarakat sipil itu! Karena rahasia POLRI/TNI  PAPUA ITU  biasa menghancurkan didalamn Tubuh  itu !

Yustinus Ukago, salah satu korban yang ditangkap polisi lalu dipulangkan mengaku, dirinya tak mengikuti kongres namun ditangkap. Ia ditangkap saat berada bersama rekan-rekannya di asrama STFT (Sekolah Tinggi Fajar Timur) Papua. “Tim gabungan datang langsung masuk ke kamar lalu paksa kami keluar. Kami dipaksa secara tidak sopan lalu digiring ke lapangan Zakheus,” kata Ukago.
Lanjut dia, tak hanya dirinya yang ditangkap lalu dipaksa, beberapa kerabatnya yang mendiami asrama itu juga ikut dipaksa dan digiring. “Hampir semua anak-anak asrama ditangkap. Cuma para frater yang pakai jubah yang tidak ditangkap,” tuturnya. Ia mengatakan, saat ditangkap, mereka dipukul dengan popor senjata hingga babak belur. Tak hanya itu, laptop, hendphone, poster dan sejumlah barang lainnya juga disita. Tindakan tersebut membuat sebagian diantaranya berupaya lari ke gunung yang berada dibelakang asrama demi menyelamatkan diri. Lainnya lagi, terpaksa bermalam diparit disamping asrama Tauboria sampai pagi. Ketika tiba dilapangan Zakheus, sudah ada ratusan warga yang diintimidasi disana. Masyarakat yang berada disitu juga disiksa dan dianiaya.
Seusai itu, dibawa dengan mobil tahanan ke Mapolda Papua. Lelaki asal Paniai ini menjelaskan, saat mereka berada di Polda, disuruh berbaris lalu diintergogasi dan dicerca kata-kata ocehan. Diantaranya, ‘Forkorus mau jamin kam apa ? Kenapa kam percaya Selvius Bobii, dia tidak kuliah betul.’ Usai diperiksa dan dicerca kata-kata, mereka disuruh beristirahat. Lantaran tak ada tempat, sejumlah warga itu terpaksa tidur dilapangan basket termasuk dirinya hingga pagi hari.
Juru bicara Polda Papua, Kombes polisi Wachyono membantah tindakan pemukulan dan kekerasan. Ia mengtakan, tak ada pemukulan dan penganiayaan yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap warga.  KOMNAS HAM SEGERA INVESTIGASI DALAM MASLAH INI karena kalakuan polisi memukul dengan menodong senjata di perut masyarakat sipil itu! Karena rahasia POLRI/TNI  PAPUA ITU  biasa menghancurkan didalamn Tubuh  itu !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

apakah anda terinspirasi?