Minggu, 08 Agustus 2010

SERUAN MORAL MUTIARA HITAM

SERUAN MORAL MUTIARA HITAM
Forum Komunikasi Mahasiswa Katolik Papua (FKMKP) daerah istimewah Yogyakarta, mengadakan rapat re-organisasi, Tepat pada hari Minggu, 11 Juli 2010, Pukul 10.00 -11.30 WIB, ditempat Kantin Universitas Sanata Dharma. Dalam rapat re-organisasi membahas beberapa agenda yakni: Membangun koordinasi kembali orang Katolik Papua, Membentuk tim Reorganisasi FKMKP DIY Jateng, Mendata Mahasiswa Katolik Papua DIY dan Jateng.
Dalam Pengalaman mencatat bahwa sekitar tahun 1980-1990-an, di seluruh Jawa dan Bali orang Katolik Papua pernah merintis jalan memanusiakan manusia Papua. Ada pulah sejara menyatakan bahawa sejak adanya FKMP, sangat terlita mahasiswa katolik yang mendiami di kota study jawa tengga dan juga terbangun komunikasi antara 5 keuskupan di papaua. Dalam urganisasi itu pulah menempu berbagai kegiatan yakni:, berdiskusi, mengumpulkan ide dan gagasan brilian dari kos ke kos, dari kampus ke kampus, dari pertemuan ke pertemuan melahirkan organisasi sebagai tempat belajar bagi orang Papua tanpa memandang suku, agarna, dan kepentingan lainnya. Sejak itu juga orang Papua sudah meletakan gagasan-gagasan kesatuan dan persatuan melalui pebentukan komunitas-komunitas sebagai tempat pencurahan hati antar sesama.
Dalam rapat re-organisasi FKMKP, menyinggung juga bahwa re-organisasi ini bukan sekedar saja nama melainkan, punya visi dan misi yang sangat jauh pengulasannya namun saya mengambil salah satu agenda yang mengarisbawahhi dari forum bahawa dalam organisasi untuk menjaling hubungan kerja sama antara berbagai sudut pandangan yakni pemimpin agama katolik, mahasiswa katolik, masyatakat katolik disamping tidak melepas agama-agama lain seperti Islam, Kristen, Budha, Hindu. Sudah mengukir kisah-kisah kesuksesan yang perlu diikuti orang muda Papua saat ini, khususnya orang Katolik Papua.
Mereka yang pernah berkumpul dan bercerita itu..., kini sedang berada di posisi-posisi terpenting di seluruh tanah Papua. Nama organisasi yang pernah mereka rintis adalah Ikatan Pemuda dan Mahasiswa Irian Jaya (IPMIRJA), yang ketika itu Papua masih menggunakan kata Irian Jaya. Orangisasi ini merangkul seluruh pemuda/pemudi mahasiswa katolik Papua di seluruh Jawa Bali. Sesudah itu, di setiap kota studi membentuk paguyuban-paguyuban sesuai dengan kabupaten di Papua, sejak itu keberadaan papua dengan kedua 12 kabupaten. Karena ketika itu yang mulai bergerak di organisasi kebanyakan orang Katolik sehingga mendorong pendirian Yayasan BINTERBUSIH dan diikuti dengan pembentukan komunitas-komunitas mahasiswa Katolik Papua di Jawa Bali. Salah satu komunitas mahasiswa Katolik Papua di DIY dan Jateng adalah Sub Biro Katolik Papua (SBK) Papua. Hal ini diikuti pula teman-teman dari Protestan Papua, yang intinya membangun komunikasi dan solidaritas antar orang Papua.
Sub Biro Katolik Papua sesungguhnya telah melahirkan kader-kader pemimpin Papua dan mereka sedang berkiprah dalam berbagai aspek pembangunan di seluruh Papua. Seperti Bapak Theo Sitokdana, wakil bupati Pegunungan Bintang, Bpk Sam Bless, Bpk Manase Fan, Ferry Taa, Keli Nandarmana, Spei Bidana, Thomas Afanfo, dan banyak laigi. Namun, apa kata orang atas keberadaan SBK atau FKMKP saat ini? SBK (FKMKP) sudah tidak bergerak, fakum selama 4 tahun, disebabkan salah satu alasan ialah badan pengurus inti telah kembali ke Papua sebelum melakukan REORGANISASI dan beberapa kendala lain yang perlu dilihat secara baik. Oleh karena itu dibutuhkan pemikiran-pemikiran kritis dan objektif untuk melakukan transformasi keorganisasian yang telah fakum Ini adalah sebuah masalah yang harus dilihat orang Katolik Papua . jika tidak, maka ini sebagai wujud perpecahan dan ketidaktahuan antar orang Papua dalam kontek gerejani kedepan di Papua.
Kehidupan mahasiswa Katolik Papua saat ini di DIY dan Jateng merupakan sebuah dilema, sehingga diperlukan konsolidasi secara sadar untuk membangkitkan kembali semangat kebersamaan dan solidaritas memperkuat basis di setiap wilayah keuskupan. Adanya banyak hal yang harus dilihat oleh kita sebagai orang Katolik. Saya perlu mengatakan bahwa kegigihan orang Katolik Papua di tingkat mahasiswa di seluruh Jawa Bali saat ini semakin meredam hingga sampai generasi penerusnya tak buat apa-apa sehingga sampai keberadaan sekarang dimanfaatkan orang lain. Satu sisi lagi yang kita perluh meninggung namun adanya terjadi pemekarang di seluruh papaua, membuat mahasiswa katolik jadih penontong setia hingga pemerhati agama pun kini memamfaatkan waktu untuk berpolitik. Kini, siapa orang muda katolik papua yang bisa memegang jati diri nama ini? , Apa yang harus diperbuat orang Katolik Papua demi pembangunan manusia Papua kedepan? Mari kita saksikan fenomena yang sedang terjadi dalam diri sendiri sekaligus sebagai umat Katolik?. Berdasarkan realitas yang ada ini, membuat kami mahasiswa katolik papua bergerak hati untuk membangun semangat berjiwa katolik papua.

Oleh : yummy pekei

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

apakah anda terinspirasi?