Judul Buku : Tindakan Pilihan Bebas
“Orang Papua Dan Penentuan Nasip Sendiri”
Penulis : Prof. P.J. Drooglever
Penerbit : Kanisius (Anggota IKPI)
Tebal : 867
Tanggal terbit : 2 agustus 2010
Setelah penyerahan kedaulatan pada tanggal 27 desember 1949, papua bagian barat menjadi pemicu sengketa antara belanda dan Indonesia, pada tahuan enam puluhan hampir saja berkembang menjadi satu peperangan. Pada kurung waktu yang beberbeda pemerinta belanda, dengan Josedh Luns sebagai Menteri Luar Negeri melancarkan satu politik aktif untuk berbagai tanggung jawap terhadap wilayah Papua dengan pihak lain. Di bawah tekanan kuat Amerika Serikat tercapailah kesepakatan New York pada tanggal 15 Agustus 1962. Menurut peretauran yang ditetapkan disitu, satu setenggah bulan kemudian Papua di tetapkan Pemerinta Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang menyerahkan wilayah itu kepada Indonesia pada tanggal 1 Mei 1963. Untuk mengikuti keinginan belanda persetujuan itu memuat ketentuan, bahwa sesudah beberapa tahuan Indonesia memerintah, satu kegiatan pemilihan bebas akan berlangsung. Di bagian yang lain Orang-Orang Papua akan dapat menggungkapkan dirinya mengenai pertanyaan: Apakah mereka ingin meneruskan hubungan dengan Indonesia atau memutuskanya. Konsultasi dengan rakyat ini terjadi pada tahun 1969 dibawah pengawasan PBB.
Dalam buku ini, Prof. Drooglever memperlihatkan bagimana sengketa papua terjadi, berkembang, dan diselesaikan seperti yang tertera pada judul. Hal itu ia lakukan sambil berpeganggan pada penelitian arsip yang luas, di Negara yang terkait dengan sengketa itu, dalam buku ini, juga dibicarakan baik perkembangan Internasional maupun jalanya peristiwa itu sendiri. Kita melihat bagiman wilaya ini mula-mula berkembang dari pojok belakangan hindia belanda menjadi satu proyek pembangunan dibawah bendera Klonial. Kemudian di sketsakan satu gambarang mengenai pemerintahan antara PBB dan tahun-tahun pertama kekuasaan Indonesia. Buku berakhir dengan sebuah lapolan mengenai pelaksanaan kegiatan pemilihan bebas dan reaksi-reaksi terhadapnya di belanda dan di PBB.
Maka tampaklah bahwa suasana di sekitar konsultasi sejak awal menyimbulkan keraguan mengenai pertanyaan apakah hasilnya benar-benar mewakili suara rakyat. Ada pun bagian-bagian yang sangat ekskirim yang dibahas oleh pengarang buku ini yakni terdiri dari 14 bagian, secara perinci kita memaparkan bahwa bagian pertama membahas Tentang Pojok Terujung Hindia Belanda Hingga Sampai Kilas Balik. Bagian kedua membahas tentang Kejutang Perang Hinga Sampai Gema Revolusi. Bagian ketiga membagas tentang Papua Sebagai Obyek Perundingan, disini pembahasanya terlalu panjang pengarang membahas terurai bagiman Indonesia menjadi merdeka, Klaim-Klaim Terhadap Papua, papua diantara para pemain dan hingga sampai dua langka belanda. Bagian keempat membahas tentang bagimana Lepas Dari Indoneia.
Bagian kelima membahas tentang Jago- Jago Persabungan, hingga membahas Sampai Konfrensi Jenewa. Bagian keenam membahas tentang Bagiama Prosesnya Hingga Langsung Dibawah Plein, hingga sampai satu Proyek Pengembangan Dibawah Bendera Klonial. Bagian ketuju membahas tentang Perdebatan Dalam Perspektif Internasional, hingga membahas sampai Posisi Titik Tolak. Bagian kedelapam membahas tentang Perubahan Cuaca Di Den Haag dan Wasihingtong. Bagian ke sembilang membahas tentang Metamorfose Rencana Luns, hingga bagian ini pembahasannya sampai bagimana Kesepakatan New York. Bagian kesepulu penulis membahas juga bagimana Demokratisasi di Bawah Bot Dan Platteel, hingga membahas sampai Pembetukan Partai.
Bagian kesebelas membahas tentang bagimana Pengaru Masuknya Dewan Papua Dan Partai-Partai Politi, Syaraf-Syaraf di Papua, dan Sikap-Sikap Politik Orang Orang Papua Tahun 1962 “Blues Papua”. Bagian kedua belas membahas bagimana pengaruh negative dan posif yang dialami oleh orang papua selama didalam Genggaman Jakarta. Pada bagian ketiga belas membahas tentang bagimana Kegiatan Pemilihan Bebas: Fase Pertama hingga Sampai Orang-Orang Papua Beraksi. Bagian keempat belas membahas tentang bagimana Kegiatan Pemilian Bebas; fase kedua hingga Menenggok Kembali Di Belanda.
Buku ini berisi kearivan dari para guru masa kini yang sedang memburu sejarah dan seluk beluknya tentang papua hingga sampai saling tidak menanggapi antara pemerintah pusat dengan masyarakat papua itu sendiri. Maka, Dengan kehadiran buku ini, membuat kita saling memahami dan menempu satu titik tempu untuk menyelesaikan persoalan yang sedang bergulir waktu-demi waktu ini. Membaca buku ini, seolah- olah mengajak kita merenungkan sejarah, menambah wawasan, pemahaman yang lebih luas dan lebih terperinci dan pulah menemukan pemikiran yeng berguna. Maka itu, tenggoklah buku ini, bilah perluh milikilah buku ini terutama orang papua.
Yang merasa inggin miliki buku ini, hubunggi:
Yulius Pekei (081392549876)
Email : yykebadabi@yahoo.com
Blog : yuliuskebadabi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
apakah anda terinspirasi?