Kamis, 25 Februari 2010

PUISI PERPISAHAN WISUDA

PUISI PERPISAHAN WISUDA

Tepat pada hari sabtu tanggal 7-11-09 pukul 05,00, acara bersama wisudawan/wisudawati, atas nama Longinus Pekei, Gerald Bidana , Yisai Gobai dan Veronica Goo, acara sukuran diselengarakan bersama di asrama papua kamasan dengan mengankat tema (Bersatu Untuk Papua , Satu Hari Untuk Papua). Dalam acara ini peserta yang hadir selururuh mahasiswa/mahasiswi papua dari merauke sampai sorong dengan memeriakan acara itu bersamaan dengan memperingati kematiannya teys eluwai toko ham internasional. Pada acara sukuran ini mewarnai berbagai has daerah seperti ,perhiasan musik tradisional, tarian adat papua, perhiasan pakayan adat, makan bersama masakan papua sering disebut sebagai barapen atau (baker batu) dan puisi-puisi. Puisi yang salah satunya dikarang oleh yulius pekei dengan mengangkat judul puisi (Tidak Ada Kebahagiaan Tampa Perjuangan, Perpisahan). Puisi berjudul diatas ini dibacakan di depen oleh pengarangnya. Puisi tersebut tertera selanjutnya lihat dan bacakan pusi dibawah ini lalu komentarlah sejauh kemampuanmu.

PUISI

TIDAK ADA KEBAHAGIAAN TAMPA PERJUANGAN

Kau angina barat.

Jangan menentil bangsaku,

Menista bahasaku

Menggarap tanah airku,

Sebab semua yang lahir,

Bertunas,

Hendak berdikari,

Kau binasakan.

Kini kami mulai sadar

Tidak mau lagi menghambur jiwa raga bagimu,

Kami tidak ingin memendamkan segalah pahit,pedih,peri,

Kami ungkapkan semuanya ke hadapanmu agar

Kamu memeriksa diri,

Segala yang tuan melakukan atas diri bangsaku

Kami tak yakin lagi kau harus berbakti

Di tanah airku

Kalau tuan hidup selamanya,

Mengapa kami diperbudak?

Diperas, ditindas dan dianiyaya?

ayo! Rekan-rekan

Serbulah dia serbu!

Kita tak perlu ragu-ragu

Ayo! Maju seribu kali

berkorban bagi tanah air

Kami Karena sekelompok penghasut dan pemberontak

Kami rela pendekar bangsa

Tenaga kami tidak cukup,

Kami tidak mengenal pasrah

Truskanlah semanggat

Patriotisme

Mengapa demikian?

Kami punggung utama Negara

Ini harus dikembangkan oleh seluruh lapisan masyarakat.

PERPISAHAN

Diantara deburan-deburan ombak

Awan-awan hitam, putih yang berlalu

Ribuan angin daratan gemuruh,

Kakku longgi pekei, Gerald bidana,veronica goo, yisai gobai

Demi, engkau berdiri tegak tegap

Untuk melawan arus-arus

Permainan alam manusia bermata sayu

Dan berkelopak mata tebal

Disinilah timbul kesan kami,adik,kakak, teman-mu

Besar jasa-jasamu

Besar kesetiaanmu

Besar pembinaanmu

Besar nasehatmu

Hai kakaku setia kawanan, dengan berat hati

Dengan perasaan sedih, kami mengantar

Kakak, kakaku ke ufuk timur

Karena disana kawanan domba burung-burung

Cenderawasi hitam, coklat,kuning,

Bercengkrama pada ranting-rangting pohon

Pala, sambil menari bersukaria

Menanti kedatangan kakak-kakak sekalian

Selamat jalan selamat berbisah,

Kasih Tuhan besertamu .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

apakah anda terinspirasi?