PUISI PERPISAHAN WISUDA
Tepat pada hari sabtu tanggal 7-11-09 pukul 05,00, acara bersama wisudawan/wisudawati, atas nama Longinus Pekei, Gerald Bidana , Yisai Gobai dan Veronica Goo, acara sukuran diselengarakan bersama di asrama papua kamasan dengan mengankat tema (Bersatu Untuk Papua , Satu Hari Untuk Papua). Dalam acara ini peserta yang hadir selururuh mahasiswa/mahasiswi papua dari merauke sampai sorong dengan memeriakan acara itu bersamaan dengan memperingati kematiannya teys eluwai toko ham internasional. Pada acara sukuran ini mewarnai berbagai has daerah seperti ,perhiasan musik tradisional, tarian adat papua, perhiasan pakayan adat, makan bersama masakan papua sering disebut sebagai barapen atau (baker batu) dan puisi-puisi. Puisi yang salah satunya dikarang oleh yulius pekei dengan mengangkat judul puisi (Tidak Ada Kebahagiaan Tampa Perjuangan, Perpisahan). Puisi berjudul diatas ini dibacakan di depen oleh pengarangnya. Puisi tersebut tertera selanjutnya lihat dan bacakan pusi dibawah ini lalu komentarlah sejauh kemampuanmu.
PUISI
TIDAK ADA KEBAHAGIAAN TAMPA PERJUANGAN
Kau angina barat.
Jangan menentil bangsaku,
Menista bahasaku
Menggarap tanah airku,
Sebab semua yang lahir,
Bertunas,
Hendak berdikari,
Kau binasakan.
Kini kami mulai sadar
Tidak mau lagi menghambur jiwa raga bagimu,
Kami tidak ingin memendamkan segalah pahit,pedih,peri,
Kami ungkapkan semuanya ke hadapanmu agar
Kamu memeriksa diri,
Segala yang tuan melakukan atas diri bangsaku
Kami tak yakin lagi kau harus berbakti
Di tanah airku
Kalau tuan hidup selamanya,
Mengapa kami diperbudak?
Diperas, ditindas dan dianiyaya?
ayo! Rekan-rekan
Serbulah dia serbu!
Kita tak perlu ragu-ragu
Ayo! Maju seribu kali
berkorban bagi tanah air
Kami Karena sekelompok penghasut dan pemberontak
Kami rela pendekar bangsa
Tenaga kami tidak cukup,
Kami tidak mengenal pasrah
Truskanlah semanggat
Patriotisme
Mengapa demikian?
Kami punggung utama Negara
Ini harus dikembangkan oleh seluruh lapisan masyarakat.
PERPISAHAN
Diantara deburan-deburan ombak
Awan-awan hitam, putih yang berlalu
Ribuan angin daratan gemuruh,
Kakku longgi pekei, Gerald bidana,veronica goo, yisai gobai
Demi, engkau berdiri tegak tegap
Untuk melawan arus-arus
Permainan alam manusia bermata sayu
Dan berkelopak mata tebal
Disinilah timbul kesan kami,adik,kakak, teman-mu
Besar jasa-jasamu
Besar kesetiaanmu
Besar pembinaanmu
Besar nasehatmu
Hai kakaku setia kawanan, dengan berat hati
Dengan perasaan sedih, kami mengantar
Kakak, kakaku ke ufuk timur
Karena disana kawanan domba burung-burung
Cenderawasi hitam, coklat,kuning,
Bercengkrama pada ranting-rangting pohon
Pala, sambil menari bersukaria
Menanti kedatangan kakak-kakak sekalian
Selamat jalan selamat berbisah,
Kasih Tuhan besertamu .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
apakah anda terinspirasi?