Kamis, 25 Februari 2010

Pengantar Jurnalistik

Jurnalistik
1. Kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.
2. Media massa, khususnya media cetak, adalah alat komunikasi yang bersifat satu arah. Walaupun sebenarnya media cetak bisa melakukan komunikasi dua arah, tenggat waktu dialog tidak spontan-seketika, maka lebih banyak bersifat satu arah. (h.7. Dewabrata, AM, 2004)

3. Harold Laswell, mengemukakan model sederhana komunikasi:
Siapa (who)
Pesannya apa (says what)
Saluran yang digunakan (in what channel)
Kepada siapa (to whom)
Apa dampaknya (with what effect)

Sembilan Prinsip Jurnalisme
1. Kewajiban pertama kepada kebenaran
2. Loyalitas pertama kepada warga masy.
3. Inti jurnalisme: disiplin verifikasi
4. Jurnalis: memiliki kebebasan dari narasumber
5. Jurnalis: pemantau bebas thdp kekuasaan
6. Jurnalisme: menyediakan ruang kritik & komentar publik
7. Jurnalisme: membuat yang penting jadi menarik
8. Jurnalis: berita proporsional dan komprehensif
9. Mempunyai kewajiban pada suara hati

Penyajian jurnalistik

1. rubrik = ruang = kapling=lahan
2. 3 kelompok besar
a. berita (news)
b. opini (views)
c. iklan (advertising)

3. Alasan pemilahan berdasar etika jurnalistik: tidak mencampur berita sebagai fakta obyektif dengan opini yang subyektif

Rubrik
1 .“Rubrik ibarat menu-menu dalam sebuah pesta prasmanan. Dan hidangan dalam pesta itu adalah majalah.”
2. Rubrik berasal dari kata Latin, ruber yang berarti: merah.
3. Penyekat-penyekat dengan kain/pita merah untuk menandai buku satu dengan buku lain. Batas, atau halaman pemisah buku dengan pita merah itu, kemudian berkembang menjadi rubrik.

Rubrikasi produk jurnalistik
1. Berita
2. Tajuk rencana
3. Karikatural
4. Pojok
5. Artikel : tulisan opini > praktis, ringan, analisis
6. Kolom
7. Surat pembaca
TPB (2)

Berita dan Nilai Berita (Ishwara, 2005)
Fakta obyektif: berdimensi tunggal – wartawan sekedar pelapor – tidak mencoba bergerak lebih jauh, melampaui situasi –
Media :tidak sekedar membawa berita –menjelaskan berita
Adil: lengkap, relevan, jujur, terus terang

Bentuk Berita
• Berita lugas dan berita halus
• Feature: bright-kecil-anekdot, sidebar, sketsa pribadi-profil, profil organisasi-proyek, newsfeature, pengalaman pribadi, wawancara

Jenis berita
• Berita yang terpusat pada peristiwa yang khas menyajikan peristiwa hangat yang baru terjadi, tidak diinterpretasikan, tidak dihubungkan dengan situasi dan peristiwa yang lain.
• Berita dengan proses interpretasikan (laporan khusus, feature ...)

Jenis teras berita
• Teras berita menempati alinea pertama, mencerminkan pokok berita. Sedapat mungkin satu kalimat saja.
• Teras penyimpulan:
“Kepala Negara mengisi hari liburnya dengan kegiatan santai di Kebun Raya dan Taman Safari Bogor, Minggu (14/9).
• Teras pernyataan :
“Kapolri menegaskan, pihaknya akan mengusut tuntas kasus BLBI hingga semua terungkap.
• Teras kontras :
“ Bogor, yang berjuluk kota hujan, untuk pertama kalinya dalam sebulan terakhir ini dilanda kemarau. Warga merasakan kesulitan mendapatkan air bersih.”
• Teras menjerit :
“Tidak ...!” Demikian teriak histeris terdakwa AP, mendengar putusan hakim yang memvonisnya dengan hukuman penjara seumur hidup.
• Teras kutipan :
“Penyebar isu menyesatkan harus diusut dan dihukum,” demikian dikatakan Kepala Negara, kemarin, menanggapi munculnya isu-isu yang meresahkan masyarakat belakangan ini”

Teras menurut penonjolan salah satu unsur berita
• Teras Apa (what): “Gedung Islamic Centre Bandung (what) diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Jawa Barat kemarin”.
• Teras Siapa (who): “Gubernur Jawa Barat (who) meresmikan penggunaan Gedung Islamic Centre Bandung kemarin”.
• Teras Dimana (where): “Di Gedung Islamic Centre Bandung (where) tengah berlangsung pameran busana Muslimah dan bazar buku-buku Islam.”
• Teras Kapan (when): “Mulai besok (when) para nasabah 16 bank yang terlikuidasi dapat mencairkan uang simpanannya di bank-bank yang ditelah ditunjuk.”
• Teras Mengapa (why): “Untuk memulihkan kondisi fisik yang kelelahan (why), Kepala Negara akan beristirahat selama 10 hari atas ajuran tim dokter.”
• Teras Bagaimana (how):” Melalui pendidikan dan pelatihan wartawan (how), PWI terus berupaya meningkatkan profesionalisme anggotanya.”
TPB (1)

Berita adalah
• laporan tentang suatu kejadian yang dapat menarik perhatian pembaca.
• laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian faktual, penting,
dan menarik bagi sebagian besar pembaca,
serta menyangkut kepentingan mereka.
(Romli, 2005)

Berita disampaikan dengan ragam bahasa jurnalistik, yakni populer,
menggunakan rangkaian kata-kata yang mudah dicerna dalam waktu
singkat. Unsur-unsur berita yakni siapa, apa, mengapa, di mana, kapan,
bagaimana, dan juga berbagai keterangan lainnya mesti disusun dengan runut.
Ada kecenderungan umum bahwa orang tak senang membaca berita yang susah
Dimengerti. Padahal, berita ditulis untuk dibaca. Kalau mereka yang diharapkan
supaya membaca saja sudah tak mau membaca, lalu untuk apa berita ditulis?

(Dewabrata, 2004)

Sebuah berita disusun dan dilaporkan berdasarkan obervasi yang cermat. Ishwara (2005)
menyarankan langkah-langkah dasar:
1. Siapa (who): Dapatkan nama lengkap dari orang-orang yang terlibat dan selalu mencek ejaannya untuk ketelitian.
2. Apa (what): Dapatkan cerita tentang hal yang terjadi. Dalam beberapa berita, seperti berita polisi, anda mungkin ingin tahu urutan kejadiannya. Anda tidak perlu menulis beritanya secara kronologis, tetapi anda perlu mengerti jalan ceritanya.
3. Kapan (when): Catatlah hari dan waktu dari peristiwa itu.
4. Di mana(where): Dapatkan lokasi kejadian dan gambarkanlah.
5. Mengapa (why): Mengerti apa yang menjadi penyebab peristiwa itu. Apa yang menyebabkan konflik dan, bila ada, bagaimana pemecahannya?
6. Bagaimana (how): Cari lebih banyak informasi tentang peristiwa itu. Bagaimana hal itu bisa terjadi?
7. Lalu apa (so what): Apa dampak terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa ini? Apa pula dampaknya bagi pembaca?
Unsur-unsur yang mempengaruhi suatu fakta atau gagasan sehingga dapat dijadikan berita adalah :
1. Penting (significance), yaitu kejadian yang dapat mempengaruhi orang banyak atau kejadian yang punya dampak terhadap kehidupan para pembaca.
2. Besar (magnitude), yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka berarti bagi kehidupan orang banyak atau kejadian yang dapat berakibat dijumlahkan dalam rangka menarik buat pembaca.
3. Waktu (timeless), yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi atau baru ditemukan.
4. Dekat (proximity), yaitu kejadian yang dekat bagi pembaca. Kedekatan ini bisa bersipat geografis ataupun emosional.
5. Tenar/populer, luar biasa (prominence), menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat terkenal oleh pambaca.
6. Manusiawi (human interest), yaitu kejadian yang memberikan sentuhan perasaan bagi para pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa atau orang besar dalam situasi biasa.

DIPOSKAN OLEH YULIUS K PEKEI 20:080 komentar
Rabu, 2009 Agustus 26
PJ (1)

Media massa adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.

Jenis-jenis media masa
Secara tradisional jenis-jenis media massa adalah: surat kabar , majalah , radio , televisi , film (layar lebar).

Seiring dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan telepon selular.

Pengaruh media massa pada budaya
Menurut Karl Erik Rosengren pengaruh media cukup kompleks, dampak bisa dilihat dari:
• skala kecil (individu) dan luas (masyarakat)
• kecepatannya, yaitu cepat (dalam hitungan jam dan hari) dan lambat (puluhan tahun/ abad) dampak itu terjadi.

Pengaruh media bisa ditelusuri dari fungsi komunikasi masa, Harold Laswell pada artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model sederhana yang sering dikutip untuk model komunikasi hingga sekarang, yaitu :
• Siapa (who)
• Pesannya apa (says what)
• Saluran yang digunakan (in what channel)
• Kepada siapa (to whom)
• Apa dampaknya (with what effect)
• Model ini adalah garis besar dari elemen-elemen dasar komunikasi.

Dari model tersebut, Laswell mengidentifikasi tiga dari keempat fungsi media.

Fungsi-fungsi media massa pada budaya
• Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang lingkungan.
• Fungsi penghubungan (correlation), dimana terjadi penyajian pilihan solusi untuk suatu masalah.
• Fungsi pentransferan budaya (transmission), adanya sosialisasi dan pendidikan.

Fungsi hiburan (entertainment) yang diperkenalkan oleh Charles Wright yang mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model dua belas kategori dan daftar fungsi. Pada model ini Charles Wright menambahkan fungsi hiburan. Wright juga membedakan antara fungsi positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi).

Pengaruh media massa pada pribadi
Secara perlahan-lahan namun efektif, media membentuk pandangan pemirsanya terhadap pribadinya dan seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari.

Pertama, media memperlihatkan pada pemirsanya mengenai standar hidup layak bagi seorang manusia, dari sini pemirsa menilai apakah lingkungan mereka sudah layak, atau apakah ia telah memenuhi standar itu - dan gambaran ini banyak dipengaruhi oleh yang pemirsa lihat pada media.

Kedua, penawaran-penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi mempengaruhi yang pemirsanya inginkan, sebagai contoh media mengilustrasikan kehidupan keluarga ideal, dan pemirsanya mulai membandingkan dan membicarakan kehidupan keluarga tersebut, kehidupan keluarga ilustrasi itu terlihat begitu sempurna sehingga kesalahan mereka menjadi menu pembicaraan sehari-hari pemirsanya, atau mereka mulai menertawakan perilaku tokoh yang aneh dan hal-hal kecil yang terjadi pada tokoh tersebut.

Ketiga, media visual dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya akan kepribadian yang lebih baik, pintar, cantik/ tampan, dan kuat. Contohnya anak-anak kecil dengan cepat mengidentifikasikan mereka sebagai penyihir seperti Harry Potter, atau putri raja seperti tokoh Disney. Bagi pemirsa dewasa, proses pengidolaaan ini terjadi dengan lebih halus, mungkin remaja ABG akan meniru gaya bicara idola mereka, meniru cara mereka berpakaian. Sementara untuk orang dewasa mereka mengkomunikasikan gambar yang mereka lihat dengan gambaran yang mereka inginkan untuk mereka secara lebih halus. Mungkin saat kita menyisir rambut kita dengan cara tertentu kita melihat diri kita mirip "gaya rambut lupus", atau menggunakan kacamata a'la "catatan si boy".

Keempat, bagi remaja dan kaum muda, mereka tidak hanya berhenti sebagai penonton atau pendengar, mereka juga menjadi "penentu", mereka menentukan arah media populer saat mereka berekspresi dan mengemukakan pendapatnya.
Penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi mendukung pemirsanya menjadi lebih baik atau mengempiskan kepercayaan dirinya. Media bisa membuat pemirsanya merasa senang akan diri mereka, merasa cukup, atau merasa rendah dari yang lain .

BAHASA BAKU “BAHASA JURNALISTIK”

Bahasa adalah system lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri, sedangkan baku adalah bahasa standar (KBBI,88)

A. Ciri-ciri Bahasa Indonesia Baku.

* Bentuk katanya lengkap.
* Kosa katanya resmi atau baku
* Kata-katanya bukan kata-kata bahasa daerah.
* Urutan kata-katanya sesuai dengan urutan kata yang benar.
* Unsur kalimatnya lengkap.
* Kata sambung dan kata depan di dalam suatu kalimat baku tidak boleh dihilangkan.
* Penulisan kata-katanya sesuai dengan peraturan penulisan yang benar atau sesuai dengan EYD.
* Hubungan antar kalimat logis.

B. Penggunaan Bahasa Indonesia Baku

* Komunikasi yang resmi, misalnya, di dalam surat-menyurat resmi dan dinas, pengumuman resmi, penamaan resmi, dan perundang-undangan.
* Wawancara teknis, misalnya di dalam laporan resmi dan karangan ilmiah.
* Pembicaraan di depan umum dan khotbah.
* Pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dalam pembicaraan dengan Lurah, Bupati, Gubernur, atau Menteri.

C. Ejaan Bahasa Indonesia 1 (pemakaian huruf)

Di dalam buku Fungsi dan Sikap Bahasa (Kridasana,1975 47), Kridaana Harimurti mengartikan pengertian ejaan “kaidah yang mengatur perlambangan bunyi bahasa dengan huruf”. Huruf sendiri diartikan “tanda yang dipalai untuk melambangkan bunyi bahasa”.

a. Pemakaian Huruf.

Dalam bab pemakian huruf diatur tujuh hal, tetapi yang sering menimbulkan kesalahan hanya tiga hal :

* Nama (penyebutan) huruf
* Pemenggalan kata
* Penulisan nama diri

b.Inilah huruf-huruf yang dipakai untuk menuliskan bahasa Indonesia : A(a), B(b), C(c), D(d), E(e,) F(f), G(g),H(h), I(i), J(j), K(k), L(l), M(m), N(n), O(o), P(p), Q(q), R(r), S(s), T(t), U(u),V(v), W(w), X(x), Y(y), Z(z).

c. Cara mudah untuk mememnggal kata :

* Kalau ada huruf hidup (huruf vokal) berurutan, dipenggal di tengah : maut => ma-ut. Kecuali saudara (sau-da-ra), tupai (tu-pai).
* Kalu ada dua, atau tiga atau, lebih huruf mati (konsonan) beruurtan, dipenggal setelah huruf mati yang pertama : mandi (man-di), caplok (ca-plok). Kecuali ikhlas (ikh-las).
* Penggalan yan hanya satu huruf hidup tidak boleh terjadi di ahir, atau awal baris.
* Tentang penulisan nam orang, badan hukum, dan nam diri yang lain, EYD membuat ketentuan “disesuaikan dengan EYD, kecuali ada pertimbangan khusus” (2003:19).

1. D. Ejaan Bahasa Indonesia 2 (pemakaian huruf miring dan huruf kapital)

a.Pemakaian huruf kapital

* Awal petikan (kutipan) langsung.
* Ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab Suci-Nya.
* Awal (a) gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan, (b) jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, (c) nama geografi, (d) unsur-unsur nama orang, lembaga pemerintahan, (e) semua unsur nama buku, majalah, surat kabar, judulk karangan, (f) kata ganti Anda yang ditulis dengan huruf kapital.
* Awal unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan :hubungan kekerabatan yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan ditulis dengan huruf kapital.
* Nama yang tidak dipakai sebagai nama diri, tetapi (a) sebagai jenis, (b) menjadi dasar pembentukan kata baru, tidak ditulis dengan huruf kapital.

b.Pemakaian huruf miring

* Nama (a) buku, majalah, surat kabar, (b) nama ilmiah atau ungkapan asing ditulis dengan huruf miring.
* Bagian kalimat yang diberi penegasan atau pengkhususan ditulis dengan huruf miring.

1. E. Ejaan Bahasa Indonesia 3 (penulisan kata dan unsur serapan)

1. a. Penulisan kata
1. Tambahan awal atau tambahan ahir saja pada gabungan kata tidak menyebabkan gabungan kata itu dirangkaikan penulisannya.
2. Unsur gabungan kata yang hanya dipakai dalam kombinasi ditulis serangkai dengan yang digabung.
3. Semua kata ulang ditulis lengkap dengan tanda hubung (-).
4. Sebagian terbesar gabungan kata ditulis terpisah unsur-unsurnya.
5. Gabunmgan kata yang yang lrbih dari dua dapat diberi tanda hubung (-) jika menimbulkan salah pengertian.
6. Awalan di- dan ke- tidak sama dengan kata di dan ke dalam penulisannya.
7. Partikel pun tidak terpisah dari kata yang di mukanya apabila partikel pun itu sama artinya dengan “juga, saja”.
8. Per yang artinya “mulai, demi, tiap” ditulis terpisah, tetapi per yang menyatakan “pecahan” ditulis serangakai dengan kata yang mengikutinya.
9. Singkatan nama orangg, gelar, sapaan, jabatan atau pangkatditulis dengan tanda titik.

10. Singkatan berupa huruf awal (a) nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, (b) badan atau organisasi, (c) nama dokumen resmi yang ditulis dengan huruf kapital tanpa titik.

11. Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.

12. Lambang kimia, satuan ukuran, mata uang tidak diikuti titik.

13. Akronim nam diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis dengan huruf kapital.

14. Akronim bukan nama diri ditulis dengan huruf kecil.

15. Lamgang bilangan tingkat ditulis dengan dua cara : (a) angka Romawi, (b) angka Arab.

16. Lambang bilangan dengan ahiran –an ditulis serangkai disertai tanda hubung (-).

17. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali untuk menyatakan rincian dan paparan.

18. Awal kalimat tidak boleh dimulai dengan lambang bilangan.

1. Penulisan unsur serapan
1. Unsur p[injaman dari negara lain (a) ada yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, (b) ada yang pengcapannya masih mengikuti cara asing.
2. Yang sering ditulis salah , atau ucapan salah adalah kata-kata ini : technique, synthesis, systeem, system, congres, linguistics, frequency, quality, methode, method, dll.
3. Penyesuaian kata serapan.

1. F. Ejaan Bahasa Indonesia 4 (pemakaian tanda baca)
2. 1. Tanda titik

Hanya dipakai untuk (a) mengahiri kalimat berita, (b) memisahkan angka jam, menit, detik, (c) memisahkan nama penulis, tahun terbit, judul tulisan, dan tempat terbit dalam daftar pustaka, (d) memisahkan bilangan ribuan dan kelipatannya, (e) menandai bagan, ikhtisar, atau daftar, (f) menandai singtan nama orang, nama gelar, jabatan atau pangkat, (g) menandai singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih, (h) menandai singkatan umum yang terdiri dari dua huruf.

1. 2. Tanda koma

Tanda koma dipakai untuk memisahkan (a) memisahkan unsur-unsur dalam rincian atau pembilangan, (b) menandai klausa-klausa setara dalam kalimat majemuk setara, (c) memisahkan anak kalimat dari induk kalimatnya dalam bentuk kalimat majemuk tidak setara, (d) mem,isahkan kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang mengawali kalimat, (e) menandai kata seru dalam kalimat, (f) menandai petikan langsung, (g) memisahkan bagian-bagian dalam alamat, (h) menceraikan bagian nama yang dibalik dalam daftar pustaka, (i) memisahkan nama dan gelar akademik, (j) menandai persepuluh dan perseratus, (k) mengapit keterangan tambahan, (l) dapat menandai keterangan pada awal kjalimat, (m) menandai bagian-bagian dalam catatan kaki.

1. 3. Tanda titik dua

Tanda titik dua dipakai untuk (a) memisahkan ungkapan dan pemeriannya, (b) memisahklan anak judul dari judul, nama kota dan penerbit buku acuan dalan karangan, bab dan ayat, tahun terbit dan halaman, (c) memisahkan pernyataan lengkap dan rangkaian atau pemeriannya.

1. 4. Tanda hubung

Tanda hubung (-) dipakai untuk (a) memenggal kata, (b) menyambung unsur-unsur kata ulang, (c) menyambung hhuruf kecil dan huruf kapital dalam satu kata, menyambung unsur kata Indonesia dan kata asing, huruf dan angka, (d)memperjelas hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan memisahkan bagian-bagian tanggal.

1. 5. Tanda pisah

Tanda pisah dipakai untuk (a) memisahkan kalimat pokoknya dan sisipan penjelas, (b) menyatakan pengertian “sampai ke, sampai dengan”.

1. 6. Tanda elipsis

Tanda elipsis dipakai (a) dalam suatu kalimat yang terputus-putus, (b) untuk mengganti bagian kalimat atau naskah yang dihilangkan.

1. 7. Tanda tanya

Kecuali untuk mengahiri kalimat tanya, tanda tanya khusus dipakai dalam kurung, dipakai untuk menyatakan keasingan atau keraguan akan kebenarannya.

1. 8. Tanda kurung

Tanda kurung dipakai untuk mengapit (a) tambahan keterangan atau penjelasan, (b) huruf atau kata yang dapat dihilangkan, (c) rincian dalam kalimat.

1. 9. Tanda kurung siku

kurung siku dipakai untuk mengapit (a) huruf, kata, kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat yang ditulis orang lain, (b) keterangan yang sudah bertanda kurung.

10. Tanda petik

Tanda petik dipakai untuk mengapit (a) judul karangan, (b) istilah ilmiah yang kurang dikenal atau berarti khusus, (c) petikan langsung.

11. Tanda petik tunggal

Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit (a) petikan dalam petikan lain, (b) makna, terjemahan, atau penjelasan kata, atau ungkapan asing.

12. Tanda garis miring

Tanda garis miring dipakai (a) dalam surat-menyurat, penanda satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim, (b) sebagai ganti atau, tiap.

13. Tanda penyikat atau apostrof

Tanda penyikat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau angka tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

apakah anda terinspirasi?