PUISI
Yang terhormat:
Panglima satuan gabungan Densus 88 dan Brimob,
Di_ Sangkar Muka Bumi’
Atas nama kemanusiaan
Surat ini ditulis untuk panglima
Atas nama solidaritas
Surat ini saya persembahkan buat panglima
Atas nama nurani
Surat ini tak punya pamrih
Panglima…
Marilah sejenak kita merenung
Apakah manusia dicipta untuk dianiaya
Apakah manusia untuk dibelenggu haknya
Bukankah manusia mendambakan kedamaian dan keamanan
Menginginkan rasa aman dan ketenangan
Mengimpikan harmoni dan ketentraman?
Panglima…
Saya ajak anda sebentar untuk berpikir
Bijakkah kita mengambil hak orang lain
Relakah kita jika milik kita dirampas
Sudikah kita diusir dari rumah kita sendiri
Apakah anda tahu siapa orang serakah…?!
Tahukah anda dengan istilah penjajah….?!
Panglima…
Lihatlah di sekitar anda
Mayat-mayat yang berjalan
Tangis bayi yang tak lagi nyaring
Darah-darah yang mengering
Nenek-nenek seketika menjadi tua
menghancurkan harapan bangsa
Dan hospital tak kuasa lagi menampung
Panglima…
Bagaimanakah sih kehidupan ideal?
Itukah ajakan nurani anda sebagai insan?
Panglima…
Cobalah berpikir jika anda adalah mereka
Jika yang dirampas adalah negri anda
Yang dibunuh adalah saudara-saudara anda
Yang dihancurkan adalah rumah anda
Yang melempar batu adalah anda
Yang tiarap di antara puing adalah anda
Yang menatap moncong senapan itu anda
Mereka adalah anda
Panglima…
Suara ini mungkin terlalu lemah
Untuk menghancurkan benteng ambisi anda
Mungkin surat ini terlalu lembut
Untuk kerasnya hati anda
Mungkin juga surat ini terlalu halus
Menghadapi duri kasar nurani anda
Tapi, surat ini adalah suara…
Yang bisa dimengerti manusia.!
oleh Yummy amoye kebadabi
CATATAN: Saya menulis puisi diatas ini, melatar belakangi kejadian yang sekarang terjadi dipapua, dari kepolisian selalu melanggar HAM. tetapi kuasanya adalah kepala maka ekornya susah bergerak, sehingga semua kejadian ini digelapkan di tanah amungsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
apakah anda terinspirasi?