Kamis, 25 Februari 2010

Pengalaman menyedikan

Pengalaman menyedikan

Sejak tahun 2003 saya duduk di bangku smp kelas tiga, pada waktu itu tepat pada tanggal 19 desember 2003, omku lagi main kelereng di halaman sekolah dengan temanya pertengahan main kelereng tiba-tiba ada bapa satu yang mendekati mereka lalu, bapa itu berkata kepada omku bahwa anak kamu laparka? Saya ada bawah talas dengan singkong ini. Kebetulan omku lagi lapar. Omku tidak sadar jawab secara spontan bahwa “iya pak saya lapar” bapa itu memberikan makanan itu kepada omku. Omku tanpa curiga apapun makan, makanan yang dibrikan itu. Setelah makan perutnya omku mulai sakit, karena tidak bisah menahan sakit itu maka terpaksa omku meningalkan temanya ditempat itu lalu omku pergi kerumah.

Tibah dirumah omku mengambil balsem dan minyak anggin lalu goso di perut tetapi malah perutnya tamba sakit. Hari pun mulai malam sekitar jam sebelas. Omku munta berdara sampai pagi, malam itupu kami tidak istirahat untuk menjaga omku yang sakit itu. Hari sudah pagi kami bauwah ke rumah sakit tetapi dari rumah sakit belum menemukan kesakitan itu karenak kesakitan itu dampaknya dari buatan orang melalui adat. Maka kamipun terpakasa pulang ke rumah. Setibah di rumah omku mengucapkan tangkisan omku, mamaku ayaku, teteku saya ini tidak bisah hidup lagi jadi tidak usah berusaha menyelamatkan saya karena saya sudah makan makanan melalui mulutku sendiri jadi kamu semua selamat melanjutkan aktifitasmu.

Setelah mengucapkan kata itu omku yang berusia dua belas tahun ini pun meninggal dunia. Kedukaan sedan berlangsung selama tiga hari, tepat pada tanggal dua puluh lima desember 2003, adik kandung saya yang urutan ke tuju pergi ke gereja misa malam. Besok paginya adik pulang dari misa malam, adik tidak bicara banyak karena mengantuk adik langsun tidur. Hari semakin siang maka kami membangunkan adik itu untuk makan siang. Setelah makan siang adik itu berkata kepada saya bahwa kak badanku mulai terasa dinggin. Saya mendengarkan saja tampa buat apa-apa terhadap adikku itu karena waktu itu saya juga masih kecil.

Setelah hari semakin malam sekitar jam 08.00 adikku berkata kepada mamaku bahwa, mamaku,mamaku,mamaku badanku mulai terasa keram di bagian kakiku. Mendengar tangkisan itu maka mamapun bangun lalu meliahat adiku itu. Dari jam 09.00 malam adiku pun suaranya hilan lalu dia menghitung 123...................10 kemudian sembilan kemudian delapan sampai satu setelah satu sekitar jam 01.00. Adikku pun meninggal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

apakah anda terinspirasi?