BURON
(BUAT KELLY KUALLYK)
Pertama kali, kulihat wajahnya di tv, tersenyum manis, berjalan di samping sang bapak, dalam sebuah acara Pesta adat, gagah ku lihat. Kesan pertama begitu menggoda….
Kedua kali, ku lihat photonya di koran. Ia masih tersenyum manis, menjawab pertanyaan teman wartawan, dalam sebuah jumpa pers, membahas mobil barunya, yang kata orang mendapat banyak kemudahan.
Ketiga kalinya, ku lihat dia sedih. Air matanya mengintip. Ia berduka muka. Ibundanya meninggal, meninggalkan keluarga, meninggalkan dunia, meninggalkan negara, meninggalkan luka, meninggalkan semuanya! Entah mengapa aku merasa kasihan juga…
Keempat kalinya, ku lihat ia kesal. Tingkahnya Tidak bersahabat. Ia jadi sering marah-marah.
Penyebabnya? Ayahnya jatuh. Tepatnya, dijatuhkan. Ia malah jadi sering dibicarakan. Katanya…ia pernah membunuh orang, ia pernah melangar HAM. Ah ada-ada saja….
Kelima kalinya, aku memergokinya di antara para massa, bersama mereka melempar kaca, membakar roda-roda, merobohkan tiang, bahkan membakar mobil pula. Entah setan apa yang merasukinya. Memang sejak bapaknya sakit, ia ikut-ikutan sakit pula.
Keenam kalinya, ku tahu dari teman, katanya ia ikutan demo juga. Dia suka turun ke gorong-gorong, bersama kawan barunya, yang katanya kenal di hutang berantara. Ia tidak suka orang lain ikut tahu urusan pribadinya. Padahal semua orang sudah terlanjur tahu.
Ketujuh kalinya, Aku sudah di bendungan/gorong-gorong. Ia sedang dicari polisi, tulis internet. Ia menyimpan barang tersembunyi. Aku tersenyum sendiri. Ia kini jadi buron? Mana mungkin? Pasti ini hanya lakon…
Oleh Amoye Yummy Kebadaby .
Catatan: puisi ini saya buat berdasarkan cerita dari teman tentang perjalanan perjuangan kelik, yang mana sekian puluhan tahun hidup diantara hutang berantara. dari perjalanan awal dari duga masuk ke TPM-OPM Hingga sampai beliau digrebek oleh polisi sampai menghabiskan nyawa tepat pada tanggal 16 desember 2009 di gorong-gorong timika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
apakah anda terinspirasi?